Virus Corona
Update Virus Corona Timur Tengah, 2 Meninggal di Iran, 9 Suspect di Arab dan 1 WNA di Afrika Positif
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, dua orang telah meninggal setelah dinyatakan positif menderita virus corona.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Iran menyebut 2 orang meninggal setelah dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Juru bicara Kianush Jahanpour menulis cuitan, bahwa kedua pasien ini meninggal karena lanjut usia.
Selain itu, sistem kekebalan tubuhnya menurun saat dirawat di Rumah Sakit Qom.
Wakil Menteri Kesehatan, Qasem Janbabaei mengonfirmasi, bahwa pasien ini merupakan warga negara Iran, dilansir dari YJC oleh BBC.
Keduanya merupakan suspect kasus virus corona pertama di Iran.
Media lokal melaporkan, bahwa mereka tidak melakukan perjalanan luar negeri sebelumnya.
Bahkan, mereka berdua juga tidak keluar dari Provinsi Qom sebelum kematiannya.
Baca: Update Virus Corona per 20 Februari 2020: Korban Meninggal Dunia Capai 2.128 Orang, 4 WNI Terinfeksi
Baca: BREAKING NEWS Iran Mengkonfirmasi 2 Kasus Positif Virus Corona, Total 30 Negara Terinfeksi Covid-19
Kini, Pemerintah Iran menerbitkan kebijakan baru atas kasus kematian pertama virus corona ini.
Sekolah dan universitas provinsi ditutup pada Kamis (20/2/2020).
Ini dilakukan, sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus mematikan ini.
Disinggung tentang kasus di luar Provinsi Qom, Janbabei tidak berkomentar banyak.
"Untuk saat ini, kami tidak memiliki laporan sama sekali," jelasnya dilansir dari YJC.
BBC Persia, menduga 25 orang yang sedang dikarantina di rumah sakit yang sama dengan dua pasien meninggal itu, mungkin juga terjangkit COVID-19.
Kasus COVID-19 di Timur Tengah
Masih di Timur Tengah, Uni Emirat Arab baru-baru ini mengonfirmasi adanya sembilan kasus corona di negara penghasil minyak itu.
Dilansir dari Time, tujuh diantaranya berkebangsaan China.
Satu warga negara India dan lainnya adalah dari Filipina.
Sejauh ini, belum ada kabar kematian dari pihak UEA.
Kasus baru virus corona, dikonfirmasi Pemerintah Mesir pada Jumat lalu.
Seorang warga negara asing dinyatakan tidak terjangkit virus corona.
Padahal, sebelumnya dia harus diisolasi karena hasil tes mengatakan bahwa dia positif.
Kendati demikian, WHO (World Organzation of Health) menetapkan warga asing ini akan tetap dikarantina selama dua pekan.
Kasus di Mesir ini, merupakan yang pertama terjadi di Benua Afrika.
Para Ahli dan otoritas di Afrika, telah menyatakan keprihatinan karena virus mematikan ini kini sudah memasuki negaranya.

Keadaan ini menimbulkan kekacauan bagi negara berkembang di Afrika.
Selain itu, karena sumber daya dan fasilitas kesehatan di Afrika masih banyak kekurangan.
Pada Selasa (18/2/2020) lalu, WHO mengatakan ada 75.197 kasus yang sudah dilaporkan.
Sementara, jumlah korban meninggal ada 2009 orang.
Itu jumlah keseluruhannya, kecuali ada 918 kasus dan tiga kematian baru di Tiongkok.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa data dari China menunjukkan adanya penurunan kasus baru.
"Diluar China, kami melihat satu persatu bermunculan kasus baru."
"Tapi tidak dengan di pusat penyebaran virus ini (China)."
"Terkecuali pada area tertentu, seperti kapal pesiar Diamond Princess," jelasnya.
Setidaknya ada 542 penumpang dan awak kapal Diamond Princess, yang kini dikarantina di Jepang.
Kapal pesiar itu, totalnya mengangkut 3.700 orang.
Sampai berita ini diturunkan, sudah ada 75.725 kasus virus corona di seluruh dunia.
Sebanyak 2.126 korban jiwa dan 16.233 yang telah sembuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)