Virus Corona
Restoran China Tulis 'Belum Pernah ke China 20 Tahun' agar Pelanggan Tak Khawatir Virus Corona
Restoran Pearl River Berkshire ini menempelkan kertas bertuliskan 'Semua Staf dan Pemilik Pearl River Tidak Pernah ke China Selama 20 Tahun'
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Restoran masakan China di Inggris ini melakukan upaya keras agar para pelanggan tetap mengunjungi tempat mereka.
Restoran yang bernama Pearl River di Reading, Berkshire ini menempelkan secarik kertas bertuliskan 'Semua Staf dan Pemilik Pearl River Tidak Pernah ke China Selama 20 Tahun'.
Sang pemilik restoran menempelkan tulisan itu pada jendela mereka.
Dia menambahkan embel-embel 'Pemberitahuan Penting' di atas kalimat pengakuan tak pernah ke China itu.
Selain itu ada penegasan bahwa semua bahan-bahan pangan di restoran bersumber dari Inggris dan Uni Eropa.
Semua ini pihak restoran lakukan lantaran kini Inggris tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Di mana semua orang tahu bahwa China adalah sumber utama penyebarannya.
Imbauan unik ini akhirnya diunggah salah satu pelanggan Pearl River di media sosial.

Dia mengimbau agar warga Inggris tetap mendukung restoran makanan China ini.
Pada unggahannya, pelanggan yang tidak disebutkan itu menceritakan pengalamannya melihat imbauan ini.
Menurutnya, restoran ini mengalami penurunan order setelah Covid-19 merebak.
"Saat kami mengambil orderan tadi malam, Pearl River di Emmer Green memposting tulisan ini di tempat mereka."
"Ini karena adanya penurunan bisnis berkat prasangka tidak penting terkait virus corona," bunyi postingan tersebut.
Hal ini terjadi setelah Inggris mengonfirmasi satu kematian akibat Covid-19 pertama pada Kamis lalu.
Korban jiwa itu adalah wanita lansia berusia 70an.
Dia terjangkit corona karena memiliki masalah kesehatan lainnya.
Wanita ini meninggal di Rumah Sakit Royal Berkshire.
Baca: Pasangan dari China Terima Perlakuan Rasis di Sebuah Restoran di Inggris, Diusir karena Virus Corona
Baca: Pemilik Restoran di Inggris Usir Pasangan dari China, si Istri Trauma Merasa Dipermalukan
Sebelumnya, awal Maret lalu staf penitipan bayi di Reading dinyatakan positif corona.
Akhirnya sekolah khusus balita itu harus ditutup selama beberapa hari.
Menyusul kabar ini, sekolah lainnya juga ikut mengalami penutupan dan sterilisasi secara maksimal.
Banyak penggiat bisnis di Inggris mengadu bahwa, pendapatan mereka menurun tajam sejak Inggris terpapar wabah asal China ini.
Bahkan sebelum ini pun, Metro mendapat aduan bahwa salah satu pemilik toko di kawasan Pecinan London, mereka mengalami penurunan yang sangat besar.
Di mana 298 diantaranya adalah kasus aktif.
Tercatat di The Wuhanvirus, kematian di Inggris saat ini sudah 5 orang.
Aksi Rasisme Terhadap Turis Asal China di Restoran Inggris
Sebelumnya, sebuah restoran China menolak melayani seorang pria Inggris dan istrinya keturunan Asia, karena ketakutan tertular virus corona.
Matthew Moore (37) dan Huang Quan Xiang (32) pergi untuk makan malam, setelah dia tiba dari Chengdu, China ke Inggris.
Dimana Kota Chengdu merupakan tempat tinggal dan bekerja pasangan suami istri ini.
Kurang dari 48 jam tiba, mereka memutuskan untuk keluar mencari restoran.
Tetapi sialnya, saat mereka masuk ke sebuah restoran bukan makanan lezat yang didapatkan.
Justru pasangan ini mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan dari pemilik restoran.
Baca: Meghan Markle Dinilai Tiru Trik Berbusana Kate Middleton, Mirip Warna Bendera Nasional Inggris
Baca: Seandainya Ada Bruno Fernandes Sejak Awal Musim, Man United Bisa di Peringkat Dua Liga Inggris
Awalnya, Matthew dan istrinya mengatakan pada pemilik restoran bahwa mereka baru saja terbang dari luar negeri.
Setelah tahu kenyataan itu, sang pemilik tempat makan malah menyuruh mereka meninggalkan tempat secara kasar.
Dia berjalan menjauhi Matthew dan istrinya sembari mengusir.
Matthew dan Xiang mengklaim, bahwa pemilik restoran itu menganggap mereka berbahaya.
Lantaran pasangan ini tidak mengisolasi diri selama dua pekan setelah mendarat ke Inggris.
"Pemilik restoran itu sangat tidak sopan dengan cara dia pergi menjauh dan menyuruh kami pergi," cerita Matthew dilansir Metro.
"Dia hanya berkata dengan nada yang keras 'Saya harap anda menjalani dua minggu karantina, atau anda tidak dibolehkan duduk di sini'," beber pria yang berprofesi sebagai guru ini.

Matthew merasa dipermalukan oleh pemilik restoran tersebut.
"Ada pelanggan lain di sana dan dia bicara dengan keras sehingga semua orang bisa mendengar."
"Itu sangatlah memalukan," ujar Matthew.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)