Virus Corona
Mengapa Jepang Bisa Tenang Hadapi Pandemi Covid-19?
Kepatuhan warga Jepang terlihat dengan tetap di rumah selama 2 minggu, lalu toko banyak yang tutup, kegiatan, events ditunda ditiadakan.
Editor:
Dewi Agustina
Warga Jepang juga mendengarkan semua teori tentang memutus rantai. Mereka jadi enggan berpindah ke perfektur lain karena takut menyusahkan warga lain.
Baca: Camat yang Ditemukan Tewas di Lampung Punya Riwayat Sakit Jantung dan Stroke
Baca: Jenderal Andika Perintahkan Penyemprotan Disinfektan di Lima Museum TNI AD
"Itulah Jepang penuh filosofi Meiwaku Shinai Youni, jangan menyusahkan orang lain selalu jadi patokan kehidupannya," kata Keiko Ishihara.
Kebiasaan dan budaya bersih-bersih Jepang sejak anak-anak itu membuat mereka sering pakai masker setiap saat.
"Itulah sebabnya saat ini tak begitu banyak yang terinfeksi karena adanya kebiasaan pakai masker sejak lama," katanya.
"Pembuangan sampah sudah sangat terinci sehingga mudah dilakukan daur ulang. Sangat bersih, buang sampah pada tempatnya. Memang budaya Jepang 100 persen mengenai kebersihan," lanjutnya.
"Kelihatan sekali sebelum sekolah dimulai dengan acara bersih-bersih meja belajarnya, ruangan kelasnya dan sebagainya," kata dia.
Selain itu anak-anak juga dibawakan bento (bekal makanan) dari ibunya, makan di sekolah, sehingga tidak ada budaya jajan di luar sekolah saat sedang berada di sekolah.
"Mungkin juga menarik tidak ada budaya berjabatan tangan, tetapi hanya ojigi (menunduk) sebagai salam satu sama lain," tambah Keiko Ishihara.
Baca: Curhat Sejumlah Ibu Hamil di Eropa: Antara Sikap Optimistis dan Dirundung Kecemasan
Baca: 4 Makanan yang Bisa Tingkatkan Imun Tubuh untuk Cegah Infeksi Virus Corona
Budaya cuci tangan selalu setiap saat di mana pun ada. Bahkan tersedia selalu sabun dan tissue pembersih di setiap toilet di Jepang.
"Paket tisu basah untuk membersihkan tangan mereka sesekali saat mereka ke luar, sebelum makan di luar, dan sebagainya juga jadi kebiasaan orang Jepang," ujar Keiko Ishihara.
Memang umumnya orang Jepang juga menjaga jarak sosial dengan sesama, terutama yang baru pertama kali dikenalnya.

"Berusaha menjaga jarak tak mau dekat-dekat bukan karena sombong, tetapi karena takut membuat orang lain tidak senang kepada kita, ingin memberikan ruang semaksimal mungkin kepada orang lain agar nyaman. Pikiran menyamankan orang lain ini selalu ada di warga Jepang, sehingga seolah kok jauh-jauh ya kalau kita bersama mereka," katanya.
Hal-hal tersebut mungkin bisa menjawab mengapa pandemi Covid-19 tidak begitu membuat panik Jepang, warga tetap tenang saja, tak ada lockdown hanya siaga satu saja khususnya di Tokyo karena banyak warga Tokyo belakangan ini yang membandel dengan ke luar rumah hingga berkumpul.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com