Kamis, 21 Agustus 2025

Peneliti China: Belum Ada Bukti Penderita Covid-19 Tanpa Gejala Bisa Menularkan Virus

Peneliti Cina mengungkap jika belum ada bukti jika penderita covid-19 yang tanpa gejala bisa menularkan virus

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
ERIN BOLLING / US ARMY / AFP
ILUSTRASI - Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. 

Tes dilakukan karena rumah sakit tempat dia bekerja mengharuskan semua staf medis melalui pemeriksaan, termasuk pengujian untuk Covid-19, ketika mereka tengah bersiap untuk membuka rumah sakit untuk pasien non-virus.

Apakah pembawa asimptomatik dapat menjadi sumber infeksi lokal baru?

Lu mengatakan risikonya lebih rendah bila berada di Wuhan dibandingkan daerah lain di China karena telah 'me-lockdown' untuk waktu yang lama.

"Wuhan telah berada di bawah penguncian dan pembatasan yang begitu lama, jauh lebih lama daripada masa inkubasi 14 hari yang sering kita bicarakan."

"Jadi jika ada wabah infeksi yang disebabkan oleh (kasus tanpa gejala -red) masalah ini akan muncul lebih awal," katanya.

"Tapi kita tidak bisa mengesampingkan ini sepenuhnya - dan kita tidak harus menurunkan kewaspadaan kita dalam memantau ini," lanjut Lu.

Seorang paramedis laboratorium menguji sampel virus di Laboratorium Hengyang, Provinsi Henan pusat Kota Cina. Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (STR/AFP)/China OUT
Seorang paramedis laboratorium menguji sampel virus di Laboratorium Hengyang, Provinsi Henan pusat Kota Cina. Rabu (19/02/2020). Data terakhir tercatat korban tewas akibat epidemi virus coronavirus COVID-19 melonjak menjadi 2.112 dan pada Kamis (20/02/2020) ada 108 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, Kota pusat penyebaran yang paling parah dari wabah Corona tersebut. (China OUT /AFP/STR)

Baca: Netizen Marah, Raja Thailand Ngungsi ke Jerman Bersama Para Selir untuk Hindari Corona

Sementara itu, pejabat kesehatan juga mengatakan bahwa penduduk disarankan untuk memakai masker wajah dan menghindari tempat-tempat ramai selama lockdown di Wuhan berakhir pada 8 April 2020.

"Masker biasa atau bedah sudah cukup, tidak perlu bagi semua orang untuk memakai masker N95 atau yang lebih canggih," kata pejabat tersebut.

Rupanya, media pemerintah turut mempertimbangkan kasus-kasus tanpa gejala.

Surat kabar resmi yang bermarkas di Shanghai, Jiefang Daily, mempertanyakan dalam editorial apakah telah ditutup-tutupi oleh otoritas Henan atas kasus dokter tanpa gejala.

"Dengan risiko tersembunyi di sekitar kita, pihak berwenang harus membuat situasi menjadi jelas bagi publik, bukan menyembunyikannya," kata editorial itu.

Pada platform media sosial seperti Weibo, orang China yang khawatir menyerukan "fakta" tentang kasus tanpa gejala, mengatakan mereka tidak menginginkan gelombang infeksi kedua.

Seperti diketahui, infeksi lokal telah melambat dan bahkan hampir berhenti di Cina, tetapi Cina masih terus memerangi ancaman kasus impor. 

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan