Virus Corona
Ilmuwan Hong Kong Sebut China Miliki Kasus Corona Empat Kali Lebih Banyak Dibanding yang Dilaporkan
Menurut sebuah penelitian, jumlah infeksi virus corona di China empat kali lipat dibanding angka resmi yang dilaporkan pemerintah.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 232.000 orang mungkin telah terinfeksi virus corona pada gelombang pertama Covid-19 di China daratan.
Menurut sebuah penelitian, jumlah tersebut empat kali lipat dibanding angka resmi yang dilaporkan pemerintah.
Mengutip dari The Guardian, China melaporkan lebih dari 55.000 kasus per 20 Februari 2020.
Tetapi, menurut penelitian yang dilakukan para akedemisi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong.
Penelitian yang diterbitkan di Lancet itu mengatakan, jumlah sebenarnya akan jauh lebih besar.
Bila definisi kasus Covid-19 yang digunakan telah diterapkan sejak awal.
Baca: Tuding Beijing Berbohong Soal Covid-19, Negara Bagian Missouri Ajukan Tuntutan Perdata ke China
Lebih jauh, China kini telah melaporkan 83.000 kasus infeksi.
Secara global, jumlah kematian akibat virus corona telah melebihi 190.000, dengan infeksi mencapai 2,7 juta jiwa.
Sebagaimana dijelaskan dalam makalah, kriteria diagnostik awal untuk mengidentifikasi penyakit ini sangat sempit.
Untuk mengidentifikasi penyakit, harus ditinjau tujuh kali, antara 15 Januari dan 3 Maret 2020 oleh Komisi Kesehatan Nasional China.
Ini dilakukan ketika informasi baru tentang penyakit tersedia dan kapasitas pengujian laboratorium diperluas.
Studi Hong Kong menganalisis data hingga 20 Februari 2020 yang dikumpulkan leh misi WHO ke Wuhan.

Baca: Trik Sehat Berpuasa Saat Pandemi Covid-19, Batasi Konsumsi Manis, Jangan Stres, Bisa Ganggu Imun
Diperkirakan, masing-masing dari empat perubahan pertama meningkatkan proporsi kasus yang terdeteksi dan dapat dihitung antara 2,8 dan 7,1 kali.
"Jika versi kelima dari infeksi kasus telah diterapkan sepanjang wabah dengan kapasitas pengujian yang cukup," kata penelitian tersebut.
"Kami memperkirakan pada 20 Februari 2020, akan ada 232.000 kasus yang dikonfirmasi di Tiongkok sebagai lawan dari 55.508 kasus yang dilaporkan," tambahnya.