Mengundurkan Diri Usai Ketahuan Main Judi Mahyong, JPU Jepang Hanya Terima Uang Pensiun Rp 8 Miliar
Hiromu Kurokawa, Jaksa Agung Tinggi Tokyo, mulai Jumat efektif pensiun dini setelah ketahuan bermain judi mahyong bersama wartawan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Jaksa Tinggi Tokyo, Hiromu Kurokawa (63) hanya menerima uang pensiun sebesar 59 juta yen atau setara Rp 8 miliar.
Padahal seharusnya dia menerima 67 juta yen atau sekitar Rp 9 miliar.
Dalam sidang Komite Kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat Jepang, Selasa (26/5/2020) Menteri Kehakiman Masako Mori mengungkapkan hal tersebut.
"Jaksa tinggi Kurokawa, memiliki masa kerja selama 37 tahun yang mengundurkan diri akibat game mahyong. Dia memiliki uang pensiun sekitar 59 juta yen. Karena dia pensiun sesuai dengan kebijaksanaannya sendiri, maka akan mengurangi biaya sekitar 8 juta yen dari sekitar 67 juta yen ketika dia pensiun," kata Menteri Masako Mori.

Pada konferensi pers tanggal 25 Mei kemarin, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan, "Saya sadar bahwa tunjangan pensiun akan berkurang sesuai dengan tindakan penasihat."
Keputusan uang juga sebagai hasil dari diskusi dengan para penasihat ahli di Kementerian Kehakiman Jepang.
Judi Mahyong
Seperti diberitakan sebelumnya, uang pensiun jaksa tinggi penuntut umum (JPU) di Jepang diperkirakan 70 juta yen atau sekitar Rp 9,6 miliar, disamping menerima uang gaji bulan terakhir sekitar 680.000 yen sebulan atau sekitar Rp 93,5 juta.
Baca: Pemprov DKI Catat Terjadi Lonjakan Permohonan SIKM Jelang dan Saat Hari Lebaran
"Kalau menurut saya uang pensiunnya akan mencapai sekitar 70 juta yen plus gajinya bulan Mei apabila Hiromu Kurokawa mendapatkannya nanti," kata mantan JPU Jepang, Takayuki Osaha di TV Asahi, Jumat (22/6/2020).
Hiromu Kurokawa, Jaksa Agung Tinggi Tokyo (63), mulai Jumat (22/5/2020) efektif pensiun dini (surat pengundurkan diri diterima PM Jepang kemarin) setelah ketahuan bermain taruhan Mahyong dengan 2 wartawan surat kabar Jepang (Asahi, Yomiuri dan Sankei).

Di masa lalu, ada kasus di mana penghibur dan pegawai negeri sipil ditangkap oleh polisi karena dicurigai berjudi, dan ada kemungkinan bahwa Kurokawa bisa menjadi kasusnya.
Namun seorang pejabat eksekutif investigasi mengatakan, "Sulit untuk membuat kasus."
Mengenai taruhan Mahyong, bakat dan kartunis Norihi Ebiko ditangkap pada tahun 1998 oleh Departemen Investigasi Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo divisi 4 (pada waktu itu) di sebuah toko Mahyong di Shinjuku-ku, Tokyo.
Baca: Ketua Komisi X DPR Minta Pemerintah Simulasi Protokol Kesehatan Sebelum Buka Sekolah
Pada 2013, Polisi Perfektur Aichi mengajukan dokumen enam polisi dari perfektur yang bertaruh Mahyong di tempat kerja, dan dua dari mereka menerima perintah denda 100.000 yen.