Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

Tudingan Amerika Terbukti, China Akui Sengaja Simpan Virus Corona

Salah satu tim peneliti mereka, dipimpin Profesor Shi Zhengli, sudah menangani coronavirus sejak 2004, dan fokus kepada sumber "pelacakan SARS".

Editor: Hasanudin Aco
Hector RETAMAL / AFP
Foto dari udara menunjukkan laboratorium BSL-4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina pada 17 April 2020. Laboratorium epidemiologi P4 dibangun bekerja sama dengan perusahaan bio-industri Prancis Institut Merieux dan Akademi Ilmu Pengetahuan China . Fasilitas ini adalah di antara segelintir laboratorium di seluruh dunia yang dibuka untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) - virus berbahaya yang berisiko tinggi penularan dari orang ke orang. 

Ilustrasi Para ahli dan peneliti di China yang berjibaku lawan corona (Tribunnews)

Awalnya peneliti berpikir Covid-19, yang sudah membunuh 340.000 orang di dunia, berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara.

Dilansir AFP Minggu (24/5/2020), mereka merujuk kepada Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003-2004 silam.

"Kami tahu bahwa keseluruhan genome SARS-Cov-2 hanya sekitar 80 persen dari SARS. Jadi sangat berbeda," beber sang direktur.

Wang menuturkan, berdasarkan penelitian Profesor Shi terdahulu, mereka tidak memerhatikan jika ada virus yang hampir mirip dengan SARS.

Khawatir Gempuran Virus Gelombang 2

Wuhan meluncurkan proyek pengujian virus coronamassal setelah kasus baru memicu kekhawatiran kedatangan gelombang kedua.

Wuhan, kota di Cina, tempat virus korona pertama kali muncul, telah memiliki enam infeksi baru.

Foto-foto yang beredar menunjukkan orang-orang di China yang antri untuk diambil sampelnya oleh petugas medis.

Ironinya, mereka mengabaikan pembatasan jarak dan bahkan terlihat beberapa perawat yang dalam kasusu tertentu tidak mengenakan sarung tangan.

Dilansir dari Daily Star, Senin (18/5/2020), proyek pengujian massal itu besar bertujuan untuk menguji kota, dengan populasi 11 juta, dalam 10 hari.

Tetapi itu akan membutuhkan 800.000 tes sehari dan kota ini hanya memiliki kapasitas untuk 100.000 sehari, lapor The Times.

Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada awal tahun lalu.

Sumbernya belum dikonfirmasi, meskipun diduga penyakit ini mungkin berasal dari pasar penjual hewan-hewan liar.

Sejak itu virus telah membunuh lebih dari 300.000 orang dan telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan