Virus Corona
Corona Paksa Warga Amerika untuk 'Hemat Uang'
Angka ini menunjukkan berapa banyak pendapatan yang tersisa setelah mereka membayar pajak dan menghabiskan uang selama masa pandemi virus corona.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Peningkatan grafik tabungan pribadi warga Amerika Serikat (AS) mencapai 33 persen.
Angka ini menunjukkan berapa banyak pendapatan yang tersisa setelah mereka membayar pajak dan menghabiskan uang selama masa pandemi virus corona (Covid-19).
Ini merupakan rekor bersejarah yang berhasil dicetak pada bulan lalu, saat pandemi ini mengguncang ekonomi negara maju itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (1/6/2020), data yang diterbitkan oleh Biro Analisis Ekonomi AS pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa jumlah tabungan melonjak sekitar 20 persen hanya dalam waktu satu bulan.
Angka ini mencapai level tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1960-an.
-
Baca: Demo Bela George Floyd Ricuh, 50 Agen Rahasia Gedung Putih Terluka, Donald Trump Diamankan di Bunker
Tingkat yang dicapai saat ini menunjukkan level hampir dua kali lebih tinggi jika dibandingkan selama masa resesi pada 1973 hingga 1975 silam, saat puncak jumlah tabungan yang dicapai sebelumnya tercatat lebih dari 17 persen.
Meskipun peningkatan tabungan ini jelas baik untuk kondisi perekonomian rumah tangga, namun dapat memiliki efek riak pada sektor ekonomi secara keseluruhan.
Saat orang mulai menimbun uang tunai dan menghabiskan lebih sedikit dari yang mereka miliki, kemungkinan ini akan berdampak pada sulitnya menghidupkan kembali kegiatan perekonomian AS yang telah dilumpuhkan oleh pandemi ini.
Hal itu disebabkan warga Amerika harus diam dan melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah karena pembatasan akibat corona ini.
Pengeluaran konsumen pun turun lebih dari 13 persen pada April lalu.
Penghematan ini belum pernah terjadi sebelumnya, meskipun angka pengangguran mencapai tingkat tertinggi sejak momen Depresi Hebat, karena lebih dari 40 juta warga Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran selama 10 pekan terakhir.
Menurut Biro Analisis Ekonomi AS, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran yang disebabkan pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) dan langkah-langkah lain yang dilakukan pemerintah AS untuk mengendalikan virus itu, membuat dana yang tersedia di tabungan justru meningkat 12,9 persen.
Dampak buruk dari pandemi ini terhadap perekonomian pun sebenarnya sudah terlihat pada data kuartal pertama yang dirilis awal pekan ini.
AS mengalami kuartal terburuk sejak krisis keuangan 2008 silam, karena Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami penurunan sebesar lima persen dalam tiga bulan pertama di tahun ini.
Seperti yang disampaikan perwakilan Biro Analisis Ekonomi AS itu pada Kamis lalu.
Dampak keseluruhan dari pandemi ini pun belum bisa diprediksi jika hanya melihat pada hasil kuartal pertama.
"Namun penurunan PDB di kuartal pertama mencerminkan respons terhadap penyebaran Covid-19," kata perwakilan Biro Analisis Ekonomi AS.