Kamis, 28 Agustus 2025

Virus Corona

Pejabat China Klaim Wabah Covid-19 di Beijing Berasal dari Eropa: Tapi Berbeda dari yang Menyebar

Pejabat China mengklaim wabah corona baru di Beijing berasal dari Eropa, tetapi virus berbeda dari yang menyebar.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
AFP/NOEL CELIS
Warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, menggunakan masker saat mengantre untuk dites kesehatan di Guang'an Sport Center, Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap, wabah baru virus corona atau Covid-19 di Beijing telah dilaporkan sebagai strain Eropa.

Hal itu disampaikan oleh pejabat China yang telah merilis informasi tentang urutan genomnya.

Pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC) Zhang Yong mengungkapkan data penelitian awal dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Komisi Sentral untuk Inspeksi Disiplin negara.

"Menurut hasil studi genomik dan epidemiologis awal, virus ini dari Eropa, tetapi berbeda dari virus yang saat ini menyebar di Eropa," katanya.

"Ini lebih tua dari virus yang saat ini menyebar di Eropa," tambah Yong, dikutip Tribunnews dari Sky News.

Polisi Cina menjaga pintu masuk ke pasar Xinfadi yang ditutup di Beijing pada 13 Juni 2020. Sebelas perumahan di Beijing selatan telah dikunci karena sekelompok kasus virus korona yang terkait dengan pasar daging Xinfadi
Polisi Cina menjaga pintu masuk ke pasar Xinfadi yang ditutup di Beijing pada 13 Juni 2020. Sebelas perumahan di Beijing selatan telah dikunci karena sekelompok kasus virus korona yang terkait dengan pasar daging Xinfadi (GREG BAKER / AFP)

Baca: Masih Terus Mewabah, China Laporkan 32 Kasus Baru Corona, 25 di Antaranya di Beijing

Saat ini China berada di bawah tekanan untuk lebih cepat memberikan data yang disampaikan ke publik tentang wabah di Beijing.

Hal ini merupakan buntut kritikan bagaimana negara itu menangani kemunculan awal Covid-19 di pusat kota Wuhan akhir tahun lalu.

Negara itu mengatakan pihaknya juga telah menyerahkan hasil terbarunya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, Pemerintah AS telah menyalahkan rezim China karena tidak menangani wabah virus corona awal dengan benar.

Pedagang di Pasar Xifandi, Beijing, sedang membawa dagangannya keluar dari pasar, Sabtu (14/6/2020).
Pedagang di Pasar Xifandi, Beijing, sedang membawa dagangannya keluar dari pasar, Sabtu (14/6/2020). (AFP/NOEL CELIS)

Baca: Dua Bulan Tanpa Penularan, Beijing Catat 158 Kasus Positif Covid-19 Baru Hanya dalam Sepekan

China disebut bergerak terlalu lambat untuk menahan pandemi.

Namun, China menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya tidak membuang waktu dalam mengeluarkan informasi tentang penyebaran.

Termasuk urutan genom dari wabah pertama.

Menyusul wabah terakhir di Beijing, WHO mengatakan pihaknya telah diinformasikan oleh China mengenai investigasi yang sedang berlangsung mengenai sumber klaster dan sejauh mana infeksi.

Organisasi Kesehatan Global meminta sekuens genetik untuk dirilis sesegera mungkin dan sekuensing genom diterbitkan.

Petugas medis melakukan swab test pada warga di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS
Petugas medis melakukan swab test pada warga di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. (AFP/NOEL CELIS)

Baca: Klaster Baru Covid-19 Teridentifikasi Muncul di Beijing, WHO Imbau Semua Negara Waspada

"Ini juga telah dibagikan dengan Global Influenza Data Initiative (GISAID)," kata CDC.

Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi CDC, mengatakan kepada publik awal pekan ini.

Ia mengklaim tipe virus di Beijing mirip dengan Eropa.

Meskipun tidak harus langsung ditularkan dari negara-negara Eropa.

Ia menambahkan strain atau tipe virus yang ditemukan di AS dan Rusia sebagian besar dari Eropa.

Sekuensing genom virus merupakan hal penting dan terus berkembang dalam diagnosis penyakit Covid-19.

Petugas medis berpakaian pelindung lengkap bersiap melakukan swab test bagi warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS
Petugas medis berpakaian pelindung lengkap bersiap melakukan swab test bagi warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS (AFP/NOEL CELIS)

Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan

Hal itu juga penting untuk memahami penyebaran dan pengendalian virus.

Rincian yang dipublikasikan di situs web Pusat Data Mikrobiologi Nasional China mengungkapkan, data genom didasarkan pada tiga sampel.

Dua manusia dan satu lingkungan, yang dikumpulkan pada 11 Juni.

Pada hari yang sama ibukota Cina melaporkan infeksi Covid-19 lokal baru pertamanya dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam delapan hari sejak itu, pada Jumat (19/6/2020), Beijing telah melaporkan total 183 kasus.

Hal itu terkait dengan pusat makanan grosir Xinfadi yang luas di barat daya kota, yang sejak itu telah ditutup.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan