Senin, 10 November 2025

Presiden AS Donald Trump Ratapi Popularitasnya Merosot: Tak Ada yang Menyukai Saya

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meratapi merosotnya popularitasnya pekan ini.

JIM WATSON / AFP
Presiden AS Donald Trump duduk dengan tangan bersilang saat diskusi meja bundar tentang Pembukaan Kembali Sekolah-Sekolah Amerika yang Aman selama pandemi, di Ruang Timur Gedung Putih pada 7 Juli 2020, di Washington, DC. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meratapi merosotnya popularitasnya pekan ini.

Trump disebut tengah mengasihi diri sendiri dan bertanya-tanya bagaimana semuanya tak berjalan dengan baik.

“Tak ada yang menyukai saya,” kata Trump, dikutip Tribunnews dari CNN.

Lebih lanjut, CNN melaporkan, Trump merasa bingung bagaimana ahli kesehatan pemerintahaannya dapat menerima pujian tak seperti dirinya.

Baca: Presiden Trump Segera Tandatangani Larangan TikTok di Amerika

Baca: Donald Trump Usulkan Pemilu AS Ditunda tapi Ditolak Partai Republik

Di sisi lain, Trump justru dituduh mengabaikan dan menyangkal krisis kesehatan masyarakat yang berkecamuk di AS.

“Itu hanya karena kepribadian saya,” kata Trump.

‘Itu saja,” tambahnya.

Penilaian blak-blakan Trump mengenai popularitasnya tampaknya telah bermanifestasi dalam serangkaian cara lain.

Baca: Para Seleb TikTok Menangis, Ucap Selamat Tinggal karena Aplikasi Itu Akan Diblokir Donald Trump

Untuk itu, berikat ini beberapa fakta mengenai hal tersebut yang Tribunnews rangkum dari berbagai sumber:

- Sekutu Trump dari Partia Repbulik menolak dengan tegas sarannya untuk menunda pemungutan suara pada November 2020.

Beberapa orang justru menertawakan saran tersebut.

Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell dan Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy menolak gagasan itu.

Mengutip BBC, Trump disebut tidak memiliki wewenang untuk menunda pemilihan, karena penundaan harus disetujui oleh Kongres, Jumat (31/7/2020).

Baca: Donald Trump Sebut Akan Blokir TikTok, Netizen di Twitter Bereaksi dengan Meme

Sebelumnya, presiden menyarankan pemungutan suara melalui pos dapat menjadi celah terjadinya penipuan dan hasil yang tidak akurat.

Dia meminta penundaan dilakukan sampai orang bisa "memilih dengan benar, aman, dan selamat".

Ada sedikit bukti untuk mendukung klaim Trump, tetapi ia telah lama menentang pemilihan melalui pos, yang menurutnya akan rentan terhadap penipuan atau kecurangan.

Negara-negara bagian di AS ingin berpendapat pemungutan suara melalui email lebih mudah karena masalah kesehatan masyarakat terkait pandemi coronavirus.

Baca: Usul Tunda Pilpres AS 2020, Presiden Trump Disebut Berfantasi dan Berperilaku Fasis

- Tiga dari empat presiden pendahulu Trump berkumpul tanpa dia di Atlanta untuk mengenang mendiang John Lewis.

- Pembicaraan mengenai stimulus di Capitol Hill telah berjalan hampir seluruhnya tanpa keikutsertaan Trump.

- Dalam sidang tertutup Jumat kemarin, para pejabat intelijen yang bekerja di pemerintahan Trump mengabaikan kemungkinan negara-negara asing memproduksi surat suara palsu untuk ikut campur dalam pemilihan November.

Upaya Trump mendapatkan kembali keududukannya disebut menyebabkan kehawatiran bahwa dia membebani kemampuan partainya.

Baca: Politikus Pendukung Trump yang Menentang Pemakaian Masker, Herman Cain Meninggal Akibat Covid-19

Trump: Lonjakan Kasus Infeksi Bukan Kesalahan Siapa pun….

Berbicara mengenai lonajakan infeksi virus corona, Trump mengatakan itu bukan kesalahan siapa pun, termasuk dirinya.

Dia mengaku menerima fakta bahwa jumlah kasus virus coona akan terus mengalami lonjakan.

“Itu bukan kesalahan siapa pun,” katanya.

Amerika Serikat sendiri sudah mencatat 4.813.647 kasus infeksi denna lebih dari 2,3 juta pasien sembuh.

Secara global pandemi Covid-19 ini telah melampaui 18 juta infeksi.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved