Pemilu Amerika: Semua TPS telah ditutup, jumlah pengguna suara menuju 'rekor partisipasi terbanyak dalam satu abad' sekaligus pemilu 'paling memecah belah'
Hasil penghitungan suara pemilihan presiden AS dari sejumlah negara bagian telah bermunculan. Jumlah pemilih dalam pilpres kali ini ditengarai
Semua tempat pemungutan suara pemilihan presiden Amerika Serikat yang memperhadapkan petahana Donald Trump dan kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, telah ditutup.
Sebelumnya warga Amerika Serikat berduyun-duyun menuju tempat pemungutan suara untuk memilih presiden dalam pemilu yang paling memecah-belah rakyatnya dalam puluhan tahun terakhir.
Jumlah orang-orang yang menggunakan hak suara mereka ditengarai memecahkan rekor dalam pemilihan umum kali ini. Kertas-kertas suara berdatangan dari para pemilih yang memilih lebih dulu alias early voting ditambah para pemilih yang antre memilih pada 3 November.

Di sejumlah TPS, warga antre sejak dini hari untuk mencoblos dengan pilihan petahana dari Partai Republik, Donald Trump dan penantangnya Joe Biden dari Partai Demokrat.
TPS dibuat di sejumlah tempat termasuk sekolah-sekolah dan perpustakaan.
Sinta Penyami, seorang warga AS asal Indonesia, mengatakan banyak pemilih yang antre sejak pagi di Philadephia, tempatnya bermukim.
"Banyak sekali para pemilih yang sudah antre dari jam 7 pagi, bahkan sudah ada yang antre dari jam 5 atau 6 pagi. Mereka memang antusias ya untuk memilih kandidatnya masing-masing," kata Sinta kepada BBC News Indonesia.
Sinta juga mengatakan aparat keamanan berjaga-jaga sementara "sebagian besar toko-toko dipasang papan (di jendela kaca untuk antisipasi kerusuhan),"
Click here to see the BBC interactiveProfesor Michael McDonald dari Universitas Florida, yang menekuni pemilihan awal, mengatakan Oregon menjadi negara bagian kelima di AS yang jumlah suaranya melampaui total suara pada pemilu 2016.
Keempat negara bagian lainnya adalah Texas, Hawaii, Montana, dan Washington.
Hawaii, Oregon, dan Washington bukanlah negara bagian yang dianggap sebagai penentu dalam pemilu, namun sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di AS, Laura Trevelyan, rekor jumlah suara tersebut menandakan warga ingin didengar.

Memilih lebih dulu
Secara keseluruhan, lebih dari 100 juta orang telah memilih lebih dulu, indikasi bahwa pemilu kali ini akan memiliki partisipasi terbanyak dalam satu abad.
Nina (50)—bukan nama sebenarnya—adalah warga AS asal Jawa Timur, Indonesia.
Dia menyaksikan di Negara Bagian Oklahoma bahwa sebagian warga telah memilih lebih dulu alias early voting.