Virus Corona
Rakyat Prancis Tolak Paspor Imun dan Perintah Vaksinasi, Ratusan Ribu Demonstran Turun ke Jalan
Aksi demonstrasi terbesar berlangsung di Paris karena berhasil mengerahkan sekitar 18.000 orang.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Sekitar 114.000 orang telah melakukan aksi unjuk rasa di seluruh Prancis untuk mengecam apa yang mereka lihat sebagai 'campur tangan pemerintah ke dalam kehidupan pribadi mereka'.
Protes itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran sertifikat vaksin virus corona (Covid-19) dan rencana vaksinasi wajib bagi rakyat Prancis.
Dikutip dari Russia Today, Senin (19/7/2021), aksi berlangsung di kota-kota besar di Prancis pada hari Sabtu lalu, dengan total 137 aksi protes dilaporkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Prancis.
Sementara aksi demonstrasi terbesar berlangsung di Paris karena berhasil mengerahkan sekitar 18.000 orang.
Para aktivis meneriakkan 'Kebebasan', membawa spanduk yang memprotes kebijakan Presiden Prancis Emmanuel Macron serta menuntut pengunduran dirinya.
Baca juga: Ironis, RI Butuh Banyak Tabung Oksigen, Bantuan dari Negara Tetangga Malah Tertahan di Bea Cukai
Ledakan kemarahan publik ini muncul sebagai tanggapan atas langkah-langkah yang diambil pemerintah Macron dalam upayanya mengendalikan pandemi Covid-19.
Baca juga: Prancis Takkan Beri Gaji dan Izinkan Nakes Kerja Jika Tidak Divaksinasi Covid-19
Perlu diketahui, pada hari Senin lalu diumumkan bahwa tenaga kesehatan (nakes) harus divaksinasi pada pertengahan September mendatang.
Jika tidak melakukan vaksinasi, mereka akan kehilangan pekerjaan.
Baca juga: Hendak Berangkat ke Turki, WNA asal Prancis Ditemukan Tewas di Kamar Mandi Bandara Soekarno Hatta
Pada Agustus mendatang, Prancis akan membuat paspor Covid-19 yang diperlukan untuk bisa mengunjungi ruang publik seperti restoran.
PasporIni bisa dimiliki seseorang yang telah divaksinasi, baru saja pulih dari penyakit, atau memiliki hasil tes negatif baru.
Di sisi lain, para demonstran melihat kebijakan kesehatan yang diterapkan pemerintahan Macron seperti bentuk pemaksaan yang tidak dapat diterima, diskriminasi terhadap sikap skeptis rakyat terhadap vaksin, dan pergeseran ke arah tirani dari pihak pemerintah.
Sementara itu, aksi unjuk rasa yang lebih kecil pun terjadi di negara itu sepanjang hari Minggu kemarin.
Kendati demikian, tidak seperti beberapa peristiwa sebelumnya, unjuk rasa yang terjadi pada hari Sabtu lalu, sebagian besar berlangsung damai, namun tetap ada beberapa insiden kecil.
Kepolisian setempat pun dilaporkan menyemprotkan gas air mata dalam aksi yang berlangsung di Dijon dan Nantes serta melakukan beberapa penangkapan di Lyon.