Virus Corona
Rakyat Prancis Tolak Paspor Imun dan Perintah Vaksinasi, Ratusan Ribu Demonstran Turun ke Jalan
Aksi demonstrasi terbesar berlangsung di Paris karena berhasil mengerahkan sekitar 18.000 orang.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Choirul Arifin
Perbedaan pendapat publik Prancis terkait Covid-19 ternyata dimanfaatkan pula oleh kekuatan politik.
Rapat umum yang dilakukan di Paris telah dihadiri oleh politisi sayap kanan Florian Philippot dan Nicolas Dupont-Aignan.
Philippot yang merupakan mantan Wakil Presiden Front Nasional pada Minggu lalu mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden tahun depan.
Selama berlangsungnya rapat umum itu, ia menunjukkan aksi seorang laki-laki yang tampak merobek sertifikat vaksinasinya menjadi potongan kertas sebagai tanda protes.
Ada juga beberapa aksi lainnya yakni demonstran Covid-19 dan gerakan Rompi Kuning anti-pemerintah yang bergabung dalam aksi protes.
Sebelumnya, Rompi Kuning memang telah menggelar aksi protes massal reguler terhadap Macron selama lebih dari dua tahun yakni sejak 2018 lalu.
Mereka menentang upaya penghematan ekonomi presiden.
Sejauh ini, Prancis telah melakukan vaksinasi terhadap sekitar setengah dari populasinya, dengan 55,5 persen diantaranya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.
Namun pejabat kesehatan negara itu baru-baru ini melaporkan terjadi lonjakan infeksi harian yang mencapai sekitar seperempat dari tingkat puncak pada pertengahan April lalu.
Pemerintah pun khawatir tren itu akan terus berlanjut.
"Varian Delta ada di sini, kita tidak boleh menyembunyikan kebenaran, ini lebih menular daripada yang sebelumnya. Kita harus beradaptasi dan menghadapinya," kata Perdana Menteri Jean Castex pada Sabtu lalu.