Virus Corona
Aksi Kekerasan Pecah saat Protes atas Mandat Vaksin dan Lockdown di Eropa
Eropa tengah memberlakukan pembatasan bagi warga yang tidak divaksin Covid-19, mereka lantas turun ke jalan memprotes mandat tersebut.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu orang berbaris di Ibu Kota Belgia, Brussel, untuk memprotes tindakan anti-Covid.
Beberapa pengunjuk rasa melemparkan kembang api ke arah petugas polisi.
Menanggapi aksi tersebut, aparat berwajib lantas membalas dengan semprotan gas air mata dan meriam air.
Melansir BBC, demonstran turun ke jalan menentang penggunaan kartu pas Covid dan lockdown bagi orang yang tidak divaksin memasuki tempat-tempat umum, seperti restoran atau bar.
Baca juga: Syarief Hasan Beri Penghargaan kepada Carina Joe Ilmuwan Indonesia Penemu Vaksin Oxford-AstraZeneca
Baca juga: Korps Marinir AS Catat Rekor Vaksinasi Covid-19 Terburuk di Militer

Peristiwa ini terjadi beberapa waktu setelah protes di Belanda terkait hal sama.
Pada Sabtu (20/11/2021), orang melemparkan kembang api ke arah polisi dan membakar sepeda di Den Haag.
Protes di Rotterdam itu berubah menjadi kekerasan hingga aparat kepolisian akhirnya melepaskan tembakan.
Di Austria, ribuan orang juga turun ke jalan memprotes hal yang sama.
Di tempat terpisah, kemarahan warga Kroasia dan Italia memuncak atas lockdown baru yang ditetapkan pemerintah.
Lebih lanjut, di Belgia, aturan tentang masker wajah telah diperketat, termasuk di tempat-tempat seperti restoran di mana izin Covid sudah diperlukan, dan sebagian besar orang Belgia juga harus bekerja dari rumah empat hari seminggu hingga pertengahan Desember.
Ada juga rencana untuk mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan Belgia.
Baca juga: Dukung Percepatan Herd Immunity di Cirebon, Perempuan Jenggala dan Polri Gelar Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Karyawan Starbucks New Jersey Positif Hepatitis A, Para Pelanggan Didesak Segera Vaksin

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan "sangat khawatir" tentang meningkatnya kasus virus corona di benua itu.
Direktur regionalnya, Dr Hans Kluge, mengatakan kepada BBC, kecuali tindakan diperketat di seluruh Eropa, diperkirakan 1,5 juta kematian akan dicatat pada musim semi yang akan datang.
"Sekali lagi, Covid menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami," katanya.
Ia seraya menambahkan "kami tahu apa yang perlu dilakukan" untuk melawan virus - seperti vaksinasi, memakai masker, dan menggunakan Covid-19. melewati.