Jumat, 5 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Joe Biden akan Bicara dengan Xi Jinping Lewat Telepon, Bahas Keberpihakan China atas Rusia

Kedua pemimpin ini direncanakan akan berbicara melalui sambungan telepon pada hari ini, Jumat (18/3/2022) terkait keberpihakan China kepada Rusia.

MANDEL NGAN, Anthony WALLACE / AFP
Kombinasi gambar file ini menunjukkan Presiden AS Joe Biden (kiri) berbicara di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di Washington, DC pada 2 Juni 2021; dan Presiden China Xi Jinping berbicara setibanya di bandara internasional Makau pada 18 Desember 2019. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping direncanakan akan bertemu melalui sambungan telepon pada hari ini Sabtu (18/3/2022).

Pertemuan ini digelar ditengah pertanyaan AS atas hubungan China dengan Rusia serta sikap terhadap perang di Ukraina.

Dikutip dari Aljazeera, Biden dan Xi Jinping akan bertemu pukul 13.00 waktu AS ditengah peringatan AS terhadap China yang mempertimbangkan akan memberikan bantuan militer kepada Rusia.

Menurut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pertemuan pihaknya dengan Xi Jinping digunakan untuk mengingatkan bahwa China akan menanggung tanggung jawab besar atas sikap apapun dengan mendukung agresi Rusia ke Rusia.

Baca juga: Militer Ukraina Sebut Rusia Tembakkan 6 Rudal ke Lviv, 2 Berhasil Dicegat

Baca juga: Pentagon: Rusia Bisa Andalkan Nuklir jika Perang Berlarut, Pasukannya dalam Tugas Tempur Khusus

Selain itu, kata Blinken, sikap China dengan mendukung invasi Rusia tersebut akan berdampak besar.

“Secara khusus, China memiliki tanggung jawab untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin serta dalam rangka mempertahankan hukum internasional serta prinsip menyatakan dukungan,” tuturnya.

Ketika negara Barat dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia akibat invasi yang dilakukannya.

Selain sanksi, negara Barat juga mengutuk agresi tersebut.

Namun saat sanksi dijatuhkan terhadap Rusia, China yang memiliki hubungan dekat dengan Ukraina dan Rusia tidak melakukannya.

Sementara, Rusia bersikeras bahwa pihaknya memiliki legitimasi mengenai keamanan yang perlu diperhatikan.

Ditambah adanya klaim Rusia bahwa AS, secara rahasia, telah bekerjasama dengan Ukraina dalam pembuatan senjata biologis.

Baca juga: China akan Menghadapi Dua Ancaman Ini Jika Berani Membantu Rusia

Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh AS dan juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Sejak awal invasi, saya pikir China mencoba untuk menempatkan peran netral dalam perang di Ukraina,” ujar koresponden Aljazeera di Beijing, Katrina Yu.

“China menolak untuk berpihak dan menyatakan memilih netral agar hubungannya dengan Kiev dan Moskow.

“Mereka mengatakan pihaknya adalah negara netral dan hanya ingin mendorong dialog. Namun di saat yang sama, China begitu terlihat bahwa mereka bermaksud untuk menjaga hubungan dengan Rusia.”

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan