Jumat, 5 September 2025

WHO Keluarkan Peringatan soal Munculnya Virus Monkeypox Mematikan di Inggris

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan mengerikan terkait kasus Monkeypox mematikan yang dikonfirmasi di Inggris.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
FACE2FACE AFRICA
Kondisi kaki yang terserang virus cacar monyet atau monkeypox. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan mengerikan terkait kasus Monkeypox mematikan yang dikonfirmasi di Inggris.

Sementara itu Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan bahwa kasus Monkeypox yang terdeteksi di London dan Inggris Timur Laut, tidak memiliki hubungan yang diketahui dengan 3 infeksi sebelumnya.

Monkeypox merupakan virus yang biasanya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat.

Virus ini dapat ditularkan melalui kontak serta paparan droplet melalui droplet besar yang dihembuskan.

Menurut badan kesehatan global, gejala yang ditimbulkan saat seseorang terkena virus ini bisa saja ringan atau parah, termasuk lesi yang terasa sangat gatal dan menyakitkan.

Saat ini, UKHSA pun telah menjalin kontak umum dengan 2 dari 4 kasus infeksi terbaru.

Baca juga: Krisis Covid-19 di Korea Utara, Akankah Kim Jong Un Akhirnya Mau Terima Bantuan Luar? Ini Kata Pakar

Dikutip dari laman The Express, Rabu (18/5/2022), lembaga kesehatan itu juga sedang menyelidiki hubungan dengan virus tersebut, karena keempat kasus baru telah mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, atau pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.

"Setiap penyakit yang diperoleh selama perjalanan atau setelah kembali dari daerah endemik harus dilaporkan ke profesional kesehatan, termasuk informasi tentang semua riwayat perjalanan dan imunisasi baru-baru ini," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Penduduk dan pelancong yang berkunjung ke negara endemik, kata WHO, harus menghindari kontak dengan hewan sakit, baik mati maupun hidup.

"Karena hewan itu dapat menampung virus Monkeypox, seperti tikus, marsupial dan primata. Mereka juga harus menahan diri dari mengkonsumsi atau memegang hewan buruan (daging hewan liar). Selain itu, penting pula menjaga kebersihan tangan menggunakan sabun dan air, atau pembersih berbasis alkohol," tegas WHO.

Sementara itu, pemberian vaksin dan pengobatan khusus baru-baru ini telah disetujui untuk Monkeypox.

"Masing-masing diberikan pada 2019 dan 2022, namun tindakan pencegahan ini belum tersedia secara luas," jelas WHO.

UKHSA juga mencatat bahwa tidak ada kasus baru yang mengunjungi negara di mana Monkeypox menjadi endemik.

Dalam sebulan terakhir, total tujuh kasus telah diidentifikasi, yang pertama baru saja kembali dari Nigeria, tempat ia diyakini tertular virus tersebut.

Kepala Penasihat Medis di UKHSA, Dr Susan Hopkins pun mengatakan bahwa 'ini langka dan tidak biasa'.

"Bukti menunjukkan bahwa mungkin ada penularan virus Monkeypox di masyarakat, menyebar melalui kontak erat. Kami secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk mewaspadai munculnya ruam atau lesi yang tidak biasa dan segera menghubungi layanan kesehatan seksual," kata Dr Hopkins.

WHO menyampaikan bahwa sejak September 2017, Nigeria terus melaporkan kasus Monkeypox.

"Dari September 2017 hingga 30 April 2022, total 558 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 32 wilayah di negara ini. Dari jumlah tersebut, 241 kasus dikonfirmasi, diantaranya ada 8 kematian yang tercatat," kata WHO.

Sementara itu, Direktur Infeksi Klinis UKHSA, Dr Colin Brown mengatakan bahwa penyelidikan akan tetap berlangsung untuk menentukan sumber infeksi.

Namun penting untuk menekankan bahwa virus itu tidak menyebar secara mudah diantara orang-orang dan memerlukan kontak pribadi yang erat dengan orang yang terinfeksi.

"Risiko keseluruhan untuk masyarakat umum tetap sangat rendah. Kami menghubungi setiap teman, keluarga, atau kontak potensial di masyarakat. Kami juga bekerja sama dengan NHS untuk menjangkau kontak layanan kesehatan yang memiliki kontak erat dengan kasus sebelum konfirmasi infeksi mereka, untuk menilai dan memberikan saran medis," kata Dr Brown.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan