Senin, 8 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

China Mulai Batasi Hubungan dengan Rusia untuk Hindari Sanksi Barat, Larang Maskapai Rusia Melintas

pemerintah China khawatir negaranya akan terdampak sanksi serupa, apabila tidak membatasi hubungan bilateral dengan Rusia

Editor: Inza Maliana
Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. 

Hal ini terjadi ketika negara-negara pro-sanksi, yang dipimpin oleh Polandia dan negara-negara Baltik, mendorong pembatasan lebih lanjut terhadap Rusia dan para oligarki.

Perselisihan internal di dalam UE sekarang berkecamuk antara 'Sanctionistas', negara-negara yang pro-sanksi, dan 'Contras', negara-negara yang memprioritaskan ekonomi mereka sendiri.

Seorang diplomat UE mengatakan kepada The Times:

"Semakin jelas dari hari ke hari bahwa tiga pihak terbentuk: Polandia dan negara-negara Baltik, yang dikenal sebagai Sanctionistas yang menginginkan sanksi yang lebih banyak dan lebih kuat."

"Jerman, Italia, Hongaria, Bulgaria — Contras — yang memprioritaskan kepentingan ekonomi mereka sendiri; dan sisanya, negara-negara 'netral'."

Uni Eropa mengeluarkan sanksi putaran keempat pada hari Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Invasi Rusia Memicu Musnahnya Ribuan Benih Tanaman di Ukraina

Tetapi Jerman diketahui melakukan pertemuan dengan setidaknya tiga pemerintah lain untuk membahas penghentian tindakan lebih lanjut.

Contras telah menyarankan agar UE fokus pada 'menutup celah' daripada menjatuhkan sanksi lebih lanjut.

Sementara itu Polandia, sangat marah karena sanksi yang disepakati awal pekan ini tidak termasuk oligarki logam Oleg Deripaska.

Deripaska tidak dijatuhi sanksi karena potensi dampaknya terhadap produksi aluminium di Jerman dan negara-negara lain.

Berlin juga telah mengamankan transaksi yang dikatakan 'sangat penting' untuk membeli, mengimpor dan mengangkut berbagai logam termasuk titanium, aluminium dan tembaga.

Baca juga: Senator Amerika Sosialisasikan RUU yang Melarang Penggunaan Yuan Digital China di AS

Perjanjian tersebut, telah menimbulkan kekecewaan di antara negara-negara Sanctionista di perbatasan dengan Rusia dan Ukraina.

Saat ini, pemboman kota-kota Ukraina terus berlanjut meskipun para pejabat AS memperkirakan bahwa setidaknya 7.000 tentara Rusia telah tewas dalam pertempuran itu dan 14.000 hingga 21.000 lainnya terluka.

Kyiv dihantam rudal pada Kamis dini hari, puing-puing roket yang ditembak jatuh menghantam blok apartemen 16 lantai dan menewaskan satu orang.

Mariupol, kota yang terkepung di selatan Ukraina, juga terus mendapat ancaman karena pejabat kota memperkirakan bahwa setidaknya 2.400 orang kini telah tewas di sana.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan