Sabtu, 13 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky: Perang Ukraina Harus Diakhiri dengan Pembebasan Krimea dari Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan perang saat ini harus diakhiri dengan pembebasan Krimea yang dulu dicaplok Rusia.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Handout / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINIAN / AFP
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh layanan pers kepresidenan Ukraina pada 2 Juni 2022, menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengambil bagian dalam upacara kredensial di Kyiv, pada hari ke-99 invasi Rusia ke Ukraina. Zelensky mengatakan pada 2 Juni 2022 bahwa pasukan Rusia menguasai sekitar seperlima dari negaranya, termasuk semenanjung Krimea yang dicaplok dan wilayah di timur yang dikuasai oleh separatis yang didukung Moskow sejak 2014. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan perang saat ini harus diakhiri dengan pembebasan Krimea yang dulu dicaplok Rusia. 

Departemen Kesehatan Krimea mengatakan satu warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka.

Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras bahwa ledakan itu disebabkan oleh amunisi yang meledak di sebuah toko, namun tidak menyulut api.

Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, membantah Kyiv bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Setiap serangan ke Krimea oleh Ukraina akan direspons serius oleh Moskow.

Bulan lalu, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengancam akan terjadi "hari kiamat" jika Ukraina berani menargetkan Krimea.

Dalam pidatonya pada Selasa malam, Zelensky membahas Krimea namun tidak menyinggung soal serangkaian ledakan di pangkalan militer Rusia.

"Kami tidak akan lupa bahwa perang Rusia melawan Ukraina dimulai dengan pendudukan Krimea."

"Perang Rusia ini dimulai dengan Krimea dan harus diakhiri dengan Krimea - dengan pembebasannya," tegasnya.

Rusia Caplok Krimea

Sebuah kendaraan melewati jembatan Crimean Road And Rail sepanjang 19 km di atas Selat Kerch yang menghubungkan Rusia Selatan dengan Semenanjung Krimea, Selasa, 15 Mei 2018.
Sebuah kendaraan melewati jembatan Crimean Road And Rail sepanjang 19 km di atas Selat Kerch yang menghubungkan Rusia Selatan dengan Semenanjung Krimea, Selasa, 15 Mei 2018. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan perang saat ini harus diakhiri dengan pembebasan Krimea yang dulu dicaplok Rusia. (AFP/Alexander NEMENOVA)

Baca juga: Rusia Rekrut Napi Pembunuhan untuk Perang, Janjikan Amnesti hingga Bayar Nyawa Mereka dengan Rp1,2 M

Moskow mencaplok Krimea pada Maret 2014, setelah wilayah yang mayoritas warganya berbahasa Rusia itu, memilih bergabung dengan Rusia dalam sebuah referendum.

Namun referendum tersebut dipandang tidak sah oleh Ukraina dan Barat.

Pemungutan suara dalam referendum dilakukan secara cepat, setelah pasukan Rusia mengambil alih sejumlah titik strategis di sekitar semenanjung tersebut.

Protes pro-Eropa pecah selama berbulan-bulan menyusul pencaplokan Krimea.

Buntutnya, terjadi penggulingan presiden Ukraina yang didukung Rusia.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan