Konflik Rusia Vs Ukraina
Tokoh Pro-Kremlin Mulai Pertanyakan Strategi Putin saat Pasukannya Kalah di Ukraina Timur
Pihak pro-pemerintah Rusia mulai mempertanyakan hingga mengkritik pasukan Putin setelah banyak wilayah yang berhasil direbut kembali oleh Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Tokoh pro-pemerintah Rusia mulai menyuarakan keprihatinan dan frustrasi atas kesuksesan serangan balasan Ukraina.
Selama akhir pekan, pasukan Kyiv berhasil merebut kembali hampir semua wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina dari pasukan Rusia.
Pengamat menilai, ini menjadi kemunduran terbesar pasukan Rusia sejak awal invasi.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut mundurnya pasukan dengan cepat ini sebagai "pengelompokan kembali" ke daerah-daerah yang dikuasai separatis di wilayah Donbas.
Namun para tokoh media dan pakar pro-Kremlin menilai ini sebagai pukulan bagi ambisi militer Rusia, lapor The Moscow Times.
"Kami telah diberitahu bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Apakah ada yang benar-benar percaya bahwa enam bulan lalu rencananya adalah meninggalkan (kota) Balakliya, menangkis serangan balasan di wilayah Kharkiv dan gagal mengambil alih Kharkiv?" kata pakar politik, Viktor Olevich, dalam acara bincang politik di saluran NTV milik pemerintah, Jumat lalu.
Baca juga: Perang Sanksi Sebabkan Hubungan Jerman-Rusia Paling Buruk Sejak Perang Dunia II
Mantan anggota parlemen, Boris Nadezhdin, memberikan pandangan serius tentang prospek Rusia dalam perang jika tidak mengubah taktik yang digunakan sejauh ini.
"Sangat tidak mungkin untuk mengalahkan Ukraina menggunakan sumber daya dan metode perang kolonial yang digunakan Rusia untuk berperang, menggunakan tentara kontrak, tentara bayaran, tidak ada mobilisasi."
"Tentara yang kuat, didukung penuh oleh negara-negara paling kuat, menentang tentara Rusia," kata Nadezhdin.
Beberapa waktu lalu, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang merupakan pendukung invasi, juga mengkritik tentara Rusia setelah kehilangan sejumlah besar wilayah pendudukan di Ukraina timur.
"Saya bukan ahli strategi seperti yang ada di Kementerian Pertahanan. Tapi jelas bahwa kesalahan telah dibuat. Saya pikir mereka akan menarik beberapa kesimpulan," ujar Kadyrov, dalam pesan audio di Telegram.
Igor Strelkov, mantan komandan separatis pro-Moskow di Ukraina timur ikut buka suara.
Di akun Telegramnya, Strelkov memberi saran kepada pasukan Rusia.
"Sebagai hasil dari operasi yang sukses – jelas sesuai dengan rencana dan bahkan lebih cepat dari jadwal – untuk menyerahkan kota Izyum, Balakliya dan Kupiansk kepada mitra Ukraina yang dihormati. Saya mengusulkan untuk menyerahkan sebagian – setidaknya tiga area dekat perbatasan — wilayah Belgorod ke wilayah Kharkiv Ukraina," katanya.
Menyusul kemajuan besar-besaran Kyiv, para pejabat di Moskow bersumpah untuk tetap melanjutkan operasi militer khusus.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menekankan bahwa operasi militer Rusia di Ukraina akan berlanjut sampai tujuan tercapai.

Senada dengan pernyataan Kremlin, media pemerintah Rusia Rossiyskaya Gazeta pada Senin (12/9/2022) menyebut mundurnya pasukan bukan melarikan diri.
Melainkan strategi pengelompokan kembali untuk mempercepat pembebasan Republik Rakyat Donetsk, wilayah yang dikuasai separatis Ukraina.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev menekankan bahwa tujuan Rusia di Ukraina akan tercapai.
"Meskipun bantuan besar-besaran dari Barat kepada rezim Nazi (di Ukraina) dan tekanan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, tujuan operasi militer khusus akan tercapai," kata dia.
Namun tokoh media lainnya, seperti pemimpin redaksi RT, Margarita Simonyan, menyerukan tindakan yang lebih drastis.
"Waktunya telah tiba untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masyarakat kita yang akan memuaskan masyarakat. Mungkin, kita tidak tahu banyak (informasi)," kata Simonyan dalam acara bincang-bincang politik primetime di Rossiya 24.
"(Tetapi) banyak waktu telah berlalu dan masyarakat membutuhkan beberapa jawaban," pungkasnya.
Ukraina Minta Lebih Banyak Senjata

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky meminta negara-negara Barat mempercepat pengiriman senjata di tengah kemajuan pesat pasukannya di wilayah timur.
Pasukan Ukraina saat ini tengah bergerak untuk mengkonsolidasikan kendali atas wilayah di timur laut yang berhasil direbut kembali dari pasukan Rusia.
Baca juga: Menlu AS Sebut Pasukan Ukraina Buat Kemajuan Besar atas Serangan Balasan Terhadap Rusia
Baca juga: Pasukan Rusia Berhasil Dipukul Mundur, Ukraina Desak Barat Kirim Lebih Banyak Senjata Canggih
Dengan mundurnya pasukan Moskow dari benteng utamanya di timur laut Ukraina pada Sabtu (10/9/2022) lalu, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali lusinan kota.
Dalam pidatonya pada Senin (12/9/2022) malam, Presiden Zelensky mengatakan Ukraina telah merebut kembali sekitar 6.000 km persegi wilayah yang sebelumnya dikuasai Rusia.
Tanah yang direbut kembali kira-kira setara dengan area gabungan Tepi Barat dan Gaza.
Diketahui, Rusia menguasai sekitar seperlima Ukraina sejak pasukannya menyerbu pada 24 Februari.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)