Minggu, 7 September 2025

Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf Wafat Di Usia 79 Tahun

Musharraf dilaporkan meninggal dunia setelah dirawat akibat sakit di sebuah rumah sakit di Dubai, menurut seorang sumber militer Pakistan.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf Wafat Di Usia 79 Tahun
DAILY MAIL
Presiden Pervez Musharraf dan Presiden George Walker Bush

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Mantan presiden Pakistan Pervez Musharraf meninggal dunia dalam usia 79 tahun pada hari ini, Minggu (5/2/2023).

Musharraf dilaporkan meninggal dunia setelah dirawat akibat sakit di sebuah rumah sakit di Dubai, menurut seorang sumber militer Pakistan.

Dikutip dari Al Jazeera, Musharraf merupakan seorang jenderal bintang empat yang memerintah Pakistan selama hampir satu dekade setelah merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1999.

Baca juga: 5 Fakta Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Tewaskan 100 Orang, Sasar Polisi dan Pelaku Diduga Taliban

Mantan jenderal itu menderita amyloidosis, penyakit langka yang menyebabkan kerusakan organ. Dia telah lama terbaring di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.

Dalam pernyataan singkat yang dirilis oleh media militer Pakistan, personel senior militer di negara itu menyatakan "belasungkawa yang tulus" atas meninggalnya mantan Presiden Pakistan tersebut.

“Semoga Allah memberkati jiwa yang telah meninggal dan memberi kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan,” tulis personel militer senior Pakistan dalam pernyataan itu.

Jurnalis Al Jazeera, Kamal Hyder melaporkan dari Islamabad, mengatakan anggota keluarga Musharraf bertemu untuk membahas apakah jenazahnya akan dibawa kembali ke Pakistan.

Musharraf, seorang mantan komando pasukan khusus, menjadi presiden melalui serangkaian kudeta militer terakhir yang mengguncang Pakistan sejak negara itu didirikan pada 1947.

Dia mengambil alih kekuasaan dengan menggulingkan perdana menteri Pakistan saat itu, Nawaz Sharif setelah hubungan antara kedua pemimpin tersebut memburuk secara signifikan.

Baca juga: Indonesia Kutuk Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan, Tidak Ada WNI Jadi Korban

Dia memerintah Pakistan setelah melalui ketegangan dengan India, Perang Melawan Teror dan pemberontakan bersenjata yang menewaskan ribuan orang. Dia mengundurkan diri pada 2008 setelah menghadapi kemungkinan pemakzulan.

Warisan Campuran

Hyder menambahkan sang jenderal meninggalkan “warisan campuran”.

“Ada pendukung yang akan memberi tahu Anda bahwa dia melakukan layanan hebat untuk negara ini,” katanya.

“Dia adalah orang yang mengantarkan revolusi di media elektronik Pakistan dengan memprivatisasi, dengan mengizinkan beberapa saluran untuk mengudara dan untuk dapat melakukan debat kritis,” sambung Hyder.

Namun, pembukaan media “juga terbukti menjadi kejatuhannya”, kata Hyder. "Itu adalah jin yang dia keluarkan dari botol tapi tidak bisa dikembalikan".

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Tewaskan 59 Orang

Mosharraf Zaidi, pendiri think tank kebijakan yang berbasis di Islamabad, Tadablab, mengatakan warisan mantan penguasa militer itu akan menjadi "konsekuensi yang mengerikan" sebagai akibat dari masa kekuasaannya.

“Negara ini terus menderita karena terorisme yang berasal dari cara di mana Perang Melawan Teror dituntut di negara ini. Musharraf menjadi kesayangan AS,” katanya.

“Dia sangat dekat dengan George W. Bush… tetapi beban keputusannya telah dipikul oleh pemimpin sipil berturut-turut dan militer Pakistan. Ribuan tentara dan polisi Pakistan telah tewas… rakyat Pakistan khususnya telah membawa warisan pengambilan keputusan Musharraf yang sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan,” imbuh Zaidi.

Dia memilih untuk tinggal di pengasingan di Uni Emirat Arab setelah dia didakwa melakukan pengkhianatan pada 2014.

Pada 2019, pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman mati in absentia atas penerapan aturan darurat tahun 2007 tetapi putusan tersebut kemudian dibatalkan.

Musharraf meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan