Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia dan China Berjanji Perkuat Hubungan Meski Ada Tekanan Internasional
Diplomat top Beijing bertemu Vladimir Putin dua hari sebelum peringatan pertama invasi Ukraina.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dan diplomat tinggi China Wang Yi, berjanji untuk memperkuat hubungan antara kedua negara meskipun ada tekanan dari komunitas internasional.
Dilansir Financial Times, kunjungan Wang Yi ke Moskow, menyoroti hubungan yang semakin dalam antara presiden Rusia dan Xi Jinping saat perang memasuki tahun kedua.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat senior China mengunjungi Moskow sejak Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina tahun lalu.
“Kami siap untuk mempertahankan fokus dan tekad strategis kami bersama Rusia,” kata Wang saat bertemu Putin pada hari Rabu (22/2/2023).
Wang Yi menambahkan bahwa kedua belah pihak akan memperdalam kepercayaan politik dan kerja sama strategis.
Beijing telah "menghidupkan" ekonomi ke Moskow saat dikenai sanksi oleh barat, dengan cara meningkatkan pembelian ekspor energi Rusia.
Baca juga: Tambang Batu Bara di China Runtuh, 2 Pekerja Tewas 53 Lainnya Hilang
China juga meningkatkan pasokan komponen teknis yang tidak dapat lagi diimpor Rusia dari negara-negara barat karena sanksi.
“Hubungan China-Rusia telah bertahan dari tekanan komunitas internasional dan berkembang dengan cara yang sangat stabil dengan latar belakang situasi internasional yang sangat kompleks dan berubah,” kata Wang kepada Putin.
Perjalanan Wang Yi adalah bagian dari tur diplomatik ke Eropa setelah berakhirnya tiga tahun isolasi China di bawah kebijakan nol-Covid Xi Jinping.
China menempuh jalan tengah antara mendukung tetangga utaranya, Rusia, dengan tidak mengasingkan mitra dagang utamanya di Eropa.
Beberapa analis mengatakan pernyataan Wang Yi tidak berarti dukungan penuh untuk Rusia.
"Wang Yi dalam pernyataannya tidak menyebutkan frase mitra 'tanpa batas'," kata Yu Jie, peneliti senior di lembaga pemikir Inggris Chatham House.
“Itu adalah pergeseran yang menunjukkan bahwa Beijing sedang mencoba untuk membuat sedikit jarak antara China dan Rusia.”

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-365: Pejabat Tinggi China Wang Yi Bertemu Vladimir Putin
Ungkapan “tanpa batas” digunakan dalam komunike bersama antara Putin dan Xi Jinping ketika mereka bertemu di Beijing 20 hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Pernyataan itu mengatakan tidak ada batasan untuk kerja sama China dan Rusia, tidak ada zona terlarang.
Sementara itu, setelah bertemu Wang Yi pada akhir pekan lalu, menteri luar negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memasok persenjataan kepada Rusia.
Beijing membantah tuduhan tersebut dan menuduh pihak barat memicu konflik dengan memasok Ukraina dengan persenjataan canggih.
Menjelang pertemuannya dengan Putin, Wang juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev di Moskow.
Patrushev mengatakan kepada Wang pada hari Selasa bahwa Rusia akan mendukung China di Taiwan—pulau yang diklaim Beijing sebagai kedaulatannya—serta wilayah China di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.
Dalam pertemuan dengan pejabat senior barat di Konferensi Keamanan Munich pada akhir pekan, Wang menguraikan posisi yang akan diumumkan China pada hari Jumat (24/2/2023), peringatan satu tahun invasi.
Meskipun China belum merilis rincian rencana tersebut, para diplomat Barat sangat skeptis terhadap langkah Beijing yang tidak mengutuk invasi Putin.
Xi Jinping bertemu Putin tahun lalu tetapi belum berbicara dengan presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak invasi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.