Vaksinasi Anti Corona Akan Dilakukan ke-6 Kalinya Tahun Ini Khususnya Kepada Lansia Jepang
Vaksinasi anti corona ternyata masih akan berlangsung sekali lagi, menjadi ke-6 kali khususnya bagi lansia di Jepang.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Vaksinasi anti corona ternyata masih akan berlangsung sekali lagi, menjadi ke-6 kali khususnya bagi lansia di Jepang.
"Mungkin sekitar musim gugur nanti akan dilakukan vaksinasi ke-6 bagi generasi muda untuk mengantisipasi corona saat ini, dan mulai Mei 2023 bagi para lansia di Jepang," papar Prof. Mitsuo Kaku, MD, PhD ahli penyakit menular dengan pengalaman sekitar 40 tahun, pengajar di Universitas Tohoku serta Direktur iCDC Tokyo Jepang khusus kepada Tribunnews.com siang ini (9/3/2023).
Menurut sang profesor, corona belum diketahui sampai kapan akan berakhir.
"Tetapi dalam sekitar 3 tahun mendatang mungkin akan semakin jelas bentuk dan perkembangannya sehingga dapat lebih baik lagi diantisipasi dengan lebih baik," tambahnya.
Penyakit menular ini dianggapnya sebagai yang sangat menakutkan dan terbesar selama ini karena melingkupi ke semua negara di dunia tak ada lagi negara yang tidak pernah terjangkit corona selama ini.
"Lihat saja penyakit infeksi menular yang ada di sebuah negara timur tengah, misalnya, ternyata tidak menyebar ke mana-mana. Hanya corona ini yang ternyata menyebar ke semua negara bahkan juga sampai ke desa-desa, sangat menakutkan sebenarnya."
Lalu bagaimana mengantisipasinya mulai sekarang meskipun sudah menyurut tingkat infeksi di dunia.
"Corona tetap ada kemungkinan berkembang dan berubah bentuk dan juga ada kemungkinan meningkat lagi tetapi tidak separah di masa lalu. Oleh karena itu perlu vaksinasi kepada semua umat manusia untuk antisipasi tidak tertular dan terkena penyakit ini."
Setidaknya, tambahnya lagi, perlu dua atau tiga kali suntikan vaksinasi supaya memiliki antibody dalam tubuh yang lebih baik menghadapi virus tersebut.
Prof. Kaku juga mengingatkan bahwa ternyata yang paling penting mesti diperhatikan dan diantisipasi semua orang adalah saat kita berbicara berhadapan.
"Ternyata penularan lewat tangan yang ditakutkan dulu tidaklah seberapa pengaruhnya. Yang paling bahaya adalah pembicaraan terbuka berhadapan yang langsung akan menularkan infeksi dengan cepat satu sama lain. Itulah sebabnya penting menggunakan masker saat berbicara berhadapan agar dapat mengantisipasi lebih baik dampak penularan tersebut."
Penggunaan masker teramat penting, tekan Prof. Kaku lagi.
"Oleh karena itu meskipun mulai Senin 13 Maret pemerintah Jepang sudahj mendeklarasikan bebas tidak perlu menggunakan masker, sebenarnya ada hal-hal di mana tetap mesti pakai masker untuk mengantisipasi penularan lebih lanjut. Apalagi masuknya turis asing yang jauh semakin banyak belakangan ini."
Saat ini diperkirakan 10 persen lansia belum di vaksinasi sekali pun. Sedangkan anak muda sekitar 20 persen sama sekali belum divaksinasi di Jepang.
Kelompok Musik Angklung Udjo Ecoland Tampil di World Expo Osaka 2025 |
![]() |
---|
Ratusan Prajurit TNI, Tentara AS dan Jepang Latihan Operasi Lintas Udara di Langit Baturaja |
![]() |
---|
Sedikitnya Warga 6 Negara Dilarang Masuk Klub Malam di Jepang |
![]() |
---|
Adegan Panas di Piala Dunia Voli U21 2025: Pelatih Provokator, Pemain China & Jepang Nyaris Gelut |
![]() |
---|
Gelang Revive Engine Jadi Inovasi Baru untuk Atlet dan Pekerja Lapangan di Jepang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.