Sabtu, 1 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden China Xi Jinping Dikabarkan Berencana Kunjungi Rusia Paling Cepat Minggu Depan

Menurut laporan eksklusif yang diperoleh Reuters, Presiden China Xi Jinping berencana datang ke Rusia paling cepat minggu depan untuk bertemu Putin.

RT
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada Presiden China Xi Jinping selama panggilan video pada hari Jumat (30/12/2022). Menurut laporan eksklusif yang diperoleh Reuters, Presiden China Xi Jinping berencana datang ke Rusia paling cepat minggu depan untuk bertemu Putin. 

9. Memfasilitasi ekspor biji-bijian

10. Menghentikan sanksi sepihak

11. Menjaga industri dan rantai pasokan tetap stabil

12. Mempromosikan rekonstruksi pasca-konflik

Perang nuklir harus dihindari

Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Rusia, Moskow, pada hari ini, Selasa (21/2/2023).
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Rusia, Moskow, pada hari ini, Selasa (21/2/2023). (Twitter media afiliasi Pemerintah Rusia/RT_com)

Baca juga: Jelang Peringatan Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Umumkan Rudal Nuklir Dikerahkan Tahun Ini

Selain 12 poin rencana tersebut, makalah itu juga mengatakan "senjata nuklir tidak boleh digunakan" dan "perang nuklir tidak boleh terjadi".

"Kami menentang pengembangan, penggunaan senjata biologis atau kimia oleh negara mana pun dalam keadaan apa pun."

Awal pekan ini, Vladimir Putin menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian nuklir.

Putin menyalahkan Barat karena memulai perang Ukraina.

Ia berjanji untuk menyelesaikan tujuan dari operasi militer khusus Rusia.

Ukraina telah berulang kali menolak seruan gencatan senjata sementara wilayahnya diduduki oleh pasukan Rusia.

Kyiv mengatakan penghentian pertempuran akan memungkinkan Kremlin untuk menyusun kembali pasukannya.

Duta Besar Uni Eropa untuk China, Jorge Toledo, mengatakan makalah itu akan dipelajari dengan cermat - tetapi menegaskan itu bukan proposal perdamaian dan tidak menyebutkan agresor.

Kuasa usaha di kedutaan Ukraina di Beijing, Zhanna Leshchynska, menyebut makalah itu sebagai "pertanda baik" tetapi mempertanyakan kenetralan China.

"Jika netral, maka China harus berbicara dengan kedua belah pihak, Rusia dan Ukraina," katanya.

"Sekarang kita melihat pihak China kebanyakan berbicara dengan Rusia, tetapi tidak dengan Ukraina."

"Kami tidak akan menyetujui apa pun yang membuat wilayah Ukraina diduduki dan menempatkan orang-orang kami pada belas kasihan agresor," kata Leshchynska dalam pidato di misi Uni Eropa ke China.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved