Selasa, 30 September 2025

'Anak Lapedo', temuan kerangka berusia 2.900 tahun yang memperkuat teori bahwa Neanderthal dan manusia modern pernah kawin

Temuan kerangka anak Lapedo telah memperkuat teori soal perkawinan antara manusia dan Neanderthal

Di Lagar Velho, di Lembah Lapedo yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Lisbon, Portugal, sebuah kerangka ditemukan pada 1998. Kerangka itu lalu dibaptis sebagai anak Lapedo.

Kerangka itu diperkirakan seorang anak berusia empat tahun. Dia telah dimakamkan di situs ini sekitar 29.000 tahun yang lalu.

Sesuatu yang aneh pada tubuhnya menarik perhatian para arkeolog yang mulai menggali situs tersebut.

“Ada sesuatu yang aneh dengan anatomi anak itu. Ketika kami menemukan rahangnya, kami tahu bahwa dia adalah manusia modern, tapi ketika kami melihat kerangka utuhnya, kami menyadari bahwa dia memiliki proporsi tubuh Neanderthal,” jelas arkeolog sekaligus pemimpin tim yang menemukan kerangka tersebut, João Zilhão.

“Satu-satunya hal yang dapat menjelaskan kombinasi ini adalah anak itu sebenarnya merupakan bukti bahwa Neanderthal dan manusia modern telah kawin,” sambungnya.

Jika kita kembali pada pemikiran mengenai evolusi manusia pada akhir 1990-an –ketika diasumsikan bahwa Neanderthal dan manusia modern adalah spesies yang berbeda sehingga perkawinan silang tidak dipertimbangkan – tidak mengherankan jika sebagian besar ahli meyakini bahwa interpretasi Zilhão dan timnya agak dibuat-buat.

Namun teorinya telah memicu revolusi dalam studi evolusi.

Kerangka yang hampir utuh

Kerangka anak Lapedo tersebut merupakan bagian dari komunitas pemburu-pengumpul yang hidup secara nomaden.

Arkeolog Ana Cristina Araújo mengatakan kepada BBC Reel mengatakan bahwa ketika bocah itu meninggal, komunitasnya menggali lubang di tanah, membakar dahan pinus dan meletakkan tubuhnya yang terbungkus kain kafan berwarna oker di atas abu.

“Kami tidak tahu [pasti] apakah dia laki-laki atau perempuan, tapi ada indikasi bahwa dia laki-laki,” tuturnya.

Mengenai penyebab kematiannya, Ana mengatakan tidak ada petunjuk yang mengarah pada penyakit atau kecelakaan. Oleh sebab itu, sangat mungkin untuk mempertimbangkan beragam skenario.

“Anak itu bisa saja memakan jamur beracun, atau dia bisa saja tenggelam.”

Tubuhnya tetap terkubur selama ribuan tahun, sampai pada 1998 ditemukan secara tidak sengaja dengan kerangka yang hampir utuh ketika pemilik tanah itu mulai menggali untuk membangun bangunan bertingkat.

Hipotesis

Setelah kerangka itu dipindahkan ke Museum Nasional di Lisbon, para arkeolog pun mulai mempelajarinya secara detail.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan