Polisi Khusus KA di India Tembaki Penumpang di Dalam Kereta yang Sedang Berjalan, 4 Orang Tewas
3 pria muslim termasuk di antara 4 orang yang tewas dalam insiden penembakan di dalam kereta api di India.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Sri Juliati
Dia kemudian ditangkap dari sekitaran Mumbai.

Baca juga: Pasangan asal India Jual Bayi Mereka demi Beli iPhone untuk Buat Konten di Media Sosial
"Insiden malang telah dilaporkan hari ini di Mumbai-Jaipur Superfast Express," kata Kereta Api Barat India dalam sebuah pernyataan.
“Menurut penyelidikan awal, dia melepaskan tembakan menggunakan senjata tugasnya."
"Pelaku telah ditangkap,” tambahnya.
Otoritas kereta api mengatakan motif penembakan itu belum diketahui.
Tersangka dan juga sub-inspektur yang terbunuh adalah bagian dari kelompok beranggotakan empat orang, yang naik kereta api dari stasiun Surat di Gujarat untuk tugas pengawalan.
Praveen Sinha, inspektur jenderal RPF mengatakan kepada wartawan bahwa pelaku "cukup pemarah".
“Dia memiliki sumbu pendek, dia cukup pemarah."
"Tidak ada pertengkaran. Dia baru saja kehilangan kesabaran dan menembak seniornya, lalu menembak siapa pun yang dilihatnya,” kata Sinha.
Pelaku dibawa ke kantor polisi kereta api Borivali.

Baca juga: India Kembali Larang Produsen Sirup Obat Batuk, Diduga jadi Penyebab Kematian Anak di Kamerun
Sementara itu, anggota keluarga Asgar Abbas Shaikh yang berduka menolak untuk menerima jenazahnya dan melakukan protes di luar rumah sakit sipil di Mumbai.
Mohammad Amanullah Shaikh mengatakan dia tidak akan menerima jenazah Asgar sampai perusahaan kereta api mengumumkan kompensasi dan membuat pengaturan untuk membawa jenazahnya ke kota Jaipur di Rajasthan.
“Dia (Asgar) memiliki lima anak di bawah usia 12 tahun, tetapi perusahaan kereta api tidak mengumumkan kompensasi apa pun untuk mereka atau memberikan pekerjaan untuk anggota keluarga mereka."
"Mereka juga belum mengurus pemindahan jenazahnya ke Jaipur,” katanya, menurut The Telegraph.
Pemimpin partai oposisi India mengutuk kekerasan tersebut, menyebutnya sebagai "pembunuhan berdarah dingin" yang merupakan "hasil dari media berita dan suasana media sosial yang sangat terpolarisasi".
"Jin kebencian sekarang sudah keluar dari botol dan akan membutuhkan banyak upaya kolektif untuk memasukkannya kembali," cuit Jairam Ramesh, anggota Kongres Nasional India.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.