Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Fenomena Rusia Rekrut Napi Jadi Tentara: Bebas Kalau Ikut Perang Lalu Kembali Membunuh Lebih Sadis

Teror yang datang ke warga Rusia bukan datang dari Ukraina tapi justru dari narapidana yang direkrut untuk perang demi pengampunan.

Erik Romanenko / TASS
Anggota pasukan tentara bayaran Grup Wagner. Perusahaan militer swasta (private military company) besutan pengusaha yang dikenal dekat dengan pemerintahan Kremlin, Yevgeny Prigozhin ini merekrut anggota mereka dari para narapidana berbagai macam kasus. Para Napi ini akan mendapat pengampunan jika ikut berperang di Ukraina namun dilaporkan kerap menimbulkan teror bagi warga Rusia. 

“Perang, menurut saya, telah mengubah semua orang yang ada di sana, terutama karena Igor berada di garis depan dan terluka di sana,” kata kerabat Sofronov kepada The Moscow Times ketika ditanya tentang dinas militer yang dijalani Igor.

“Tapi saya tidak percaya dia bersalah. Dia tidak ideal (stabil secara pribadi), terutama mengingat masa lalunya, tapi (memang) dia tidak bisa masuk ke rumah seseorang dan membunuh orang,” katanya, meminta anonimitas karena masalah keamanan.

Dalam pesan audio yang dikirim Sofonov kepada temannya tahun lalu dari zona perang, dia berkata: "Saya telah menyaksikan darah dan daging."

Dalam pesannya tersebut, Igor Sofonov mengaku kehidupan di kedinasan militer tak jauh berbeda dari kehidupan di penjara.

“Aku bahkan pernah bunuh diri. Ini sama dengan di penjara, hanya sedikit berbeda. Jika Anda ingin bertahan, Anda akan bertahan,” kata Sofonov dalam pesan audio yang dibagikan kepada The Moscow Times.

Rusia — khususnya, kelompok tentara bayaran Wagner yang dijalankan oleh pengusaha yang dekat dengan pemerintahan Kremlin, Yevgeny Prigozhin — meluncurkan program perekrutan tahanan ilegal untuk meningkatkan jumlah pasukan militer Moskow di Ukraina mulai musim panas lalu.

Sebagai imbalan atas dinas militer mereka di Ukraina, para tahanan dijanjikan akan diampuni dan catatan kriminal mereka dihapuskan.

Menurut aktivis hak-hak tahanan terkemuka Olga Romanova, jumlah total narapidana yang direkrut untuk perang bisa mencapai 80.000,.

Dari angka tersebut, setidaknya 20.000 mantan narapidana dari Grup Wagner telah kembali ke kehidupan sipil.

Adapun Prigozhin menyebutkan jumlahnya lebih tinggi, mengklaim pada bulan Juni bahwa sekitar 32.000 mantan tahanan telah kembali ke Rusia setelah bertugas dengan kelompok tentara bayarannya.

Kasus Sofonov - jika dia dinyatakan bersalah - tidak akan menjadi insiden kriminal pertama yang melibatkan tahanan yang dibebaskan sebagai imbalan atas pertempuran di Ukraina.

Pejuang Grup Wagner melihat dari kendaraan militer di Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023. Yevgeny Prigozhin membatalkan pemberontakannya setelah setuju untuk pergi ke pengasingan di Belarusia.
Pejuang Grup Wagner melihat dari kendaraan militer di Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023. Yevgeny Prigozhin membatalkan pemberontakannya setelah setuju untuk pergi ke pengasingan di Belarusia. (ROMOKHOV/GETTY ROMAN)

Teror Baru Warga Rusia

Secara sederhana, teror yang dialami warga Rusia datang bukan dari tentara Ukraina melainkan tentara mereka sendiri yang direkrut dari para narapidana.

Contoh kasus lainnya adalah Demyan Kevorkyan.

Pria 31 tahun ini direkrut oleh Wagner saat menjalani hukuman penjara 18 tahun karena perdagangan senjata ilegal, perampokan, dan pencurian.

Namun, dia ditangkap pada bulan Mei karena dicurigai membunuh dua orang di wilayah Krasnodar barat daya Rusia.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan