Minggu, 24 Agustus 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Fenomena Rusia Rekrut Napi Jadi Tentara: Bebas Kalau Ikut Perang Lalu Kembali Membunuh Lebih Sadis

Teror yang datang ke warga Rusia bukan datang dari Ukraina tapi justru dari narapidana yang direkrut untuk perang demi pengampunan.

Erik Romanenko / TASS
Anggota pasukan tentara bayaran Grup Wagner. Perusahaan militer swasta (private military company) besutan pengusaha yang dikenal dekat dengan pemerintahan Kremlin, Yevgeny Prigozhin ini merekrut anggota mereka dari para narapidana berbagai macam kasus. Para Napi ini akan mendapat pengampunan jika ikut berperang di Ukraina namun dilaporkan kerap menimbulkan teror bagi warga Rusia. 

Pada saat penangkapannya, Kevorkyan memiliki sisa hukuman sekitar 11 tahun lagi.

Mayat para korban – wanita penghibur bernama Kirill Chubko (37) dan Tatyana Mostyko (19) – ditemukan empat hari setelah mereka dibunuh dan dibuang di kuburan darurat.

Polisi mengatakan Kevorkyan ditangkap bersama dua tersangka lainnya.

Pada kasus lain, di wilayah Volgograd, tahanan yang mendapat pengampunan, Alexei Khlebnikov, juga anggota pasukan Grup Wagner, dilaporkan dimasukkan ke dalam daftar buronan federal.

"Alexei Khlebnikov diduga menjadi pemerkosa seorang gadis berusia 13 tahun," kata outlet media V1.ru minggu ini.

Anggota lain Grup Wagner, Ivan Rossomahin, yang menjalani hukuman 14 tahun penjara karena pembunuhan dan perampokan, dibebaskan musim semi ini setelah bertempur di Ukraina, meringankan hukumannya selama 10 tahun.

Namun, pada Maret, dia ditangkap karena dicurigai membunuh seorang pensiunan berusia 85 tahun di desa Novy Burets di wilayah Kirov.

Hanya beberapa hari sebelum pembunuhan, penduduk setempat mengadakan pertemuan dengan otoritas desa di mana mereka menyatakan keprihatinan tentang keselamatan mereka dan reintegrasi tentara yang punya pengalaman disiksa saat bertugas di garis depan pertempuran.

“Kami tidak bisa tidur di malam hari,” kata seorang pensiunan, Galina Sapozhnikova kepada televisi lokal.

Pengakuannya itu mengacu pada apa yang dia lihat saat Rossomahin terlihat berjalan di jalanan dengan kapak beberapa hari sebelum penangkapannya.

Meskipun tidak ada statistik resmi tentang tingkat kejahatan yang dilakukan narapidana yang telah kembali dari zona perang, laporan kejahatan yang melibatkan narapidana terus bermunculan.

Sementara itu, Rusia terus berupaya merekrut tahanan untuk perang.

Keputusan ini dapat wanti-wanti dari para aktivis sosial di Rusia.

"Semua orang telah mempelajari algoritme untuk apa yang harus dilakukan selanjutnya - misalnya, jika Anda membunuh seseorang - Anda dapat mengklaim keadaan khusus sebagai pahlawan perang. Bahkan jika Anda dipenjara, Anda memiliki opsi untuk mendaftar kembali di militer,".

“Itu membuka kotak Pandora yang akan berdampak pada generasi yang akan datang,” ujar Olga Romanova.

(oln/TMT/*)
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan