Minggu, 21 September 2025

Gempa Maroko: Hampir 2.500 orang tewas, banyak korban terjebak di bawah reruntuhan

Maroko berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa, Jumat (08/09), ketika upaya…

BBC Indonesia
Gempa Maroko: Hampir 2.500 orang tewas, banyak korban terjebak di bawah reruntuhan 

Prancis mengatakan pihaknya "siap" membantu tetapi menunggu permintaan resmi dari Maroko.

"Saat mereka meminta bantuan ini, bantuan itu akan dikerahkan," kata Presiden Emmanuel Macron.

AS mengatakan "tim pencarian dan penyelamatan siap dikerahkan... Kami juga siap mengeluarkan dana pada waktu yang tepat."

Turki, yang juga mengalami gempa dahsyat pada Februari yang menewaskan 50.000 orang, juga telah menawarkan, namun tidak menerima permintaan resmi.

Wartawan BBC melihat anjing pelacak Spanyol di sebuah desa di Pegunungan Atlas pada hari Minggu.

Caroline Holt, dari Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), mengatakan kepada Kantor Berita Reuters bahwa "dua hingga tiga hari ke depan akan menjadi waktu yang penting untuk menemukan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan".

Sementara itu, para kerabat mulai menguburkan puluhan korban meninggal di Desa Tafeghaghte yang hampir seluruhnya hancur, 60 km barat daya Marrakesh.

"Tiga cucu saya dan ibu mereka telah meninggal," kata Omar Benhanna, 72 tahun. "Mereka masih di bawah puing-puing. Belum lama ini kami bermain bersama."

Di kota Agadir, di sepanjang pantai selatan Atlantik, seorang perempuan bernama Hakima menggambarkan bagaimana dia meninggalkan desanya, Msouna, setelah kehilangan empat kerabatnya akibat "bencana" gempa.

Para tetangga menariknya keluar dari reruntuhan, katanya. Namun belum ada bantuan yang mencapai Msouna dan permukiman di sekitarnya.

"Keluarga saya kehilangan rumah, harta benda. Tidak ada lagi yang tersisa," ungkapnya. "Orang-orang kelaparan. Anak-anak hanya ingin air. Mereka butuh bantuan."

Lebih dari 2.000 orang meninggal

Jumlah korban meninggal akibat gempa kuat di Maroko sejauh ini telah melonjak menjadi lebih dari 2.000 orang, sementara korban luka serius mencapai 1.400 orang.

Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan korban dengan kondisi serius berada di provinsi-provinsi di sebelah selatan Marrakesh.

Raja Mohammed VI mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan memerintahkan untuk menyediakan tempat penampungan, makanan, dan bantuan lainnya bagi para korban yang selamat.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan