Konflik Palestina Vs Israel
AS Tolak Desakan Dunia agar Hamas-Israel Lakukan Gencatan Senjata, Sebut Bukan Jawaban yang Tepat
AS menolak usulan dunia agar gencatan senjata antara Hamas dan Israel dilakukan. AS menganggap hal tersebut bukan jawaban yang tepat.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menolak desakan global agar Hamas dan Israel melakukan gencatan senjata.
Dikutip dari BBC, AS beralasan bahwa hal tersebut bukanlah 'jawaban yang tepat untuk saat ini'.
Adapun pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby pada Senin (30/10/2023) waktu setempat.
Kirby mengatakan ketimbang melakukan gencatan senjata, lebih baik mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza.
Sebagai informasi, per hari ini Selasa (31/10/2023), suplai makanan, air bersih, bahan bakar, dan obat-obatan bagi 2,2 juta penduduk Gaza tinggal sedikit.
Baca juga: Perang Israel-Hamas: Netanyahu tolak gencatan senjata: Ini waktunya berperang
Namun, di sisi lain, dengan keadaan seperti itu, Israel tetap bersikukuh tidak bakal melakukan gencatan senjata hingga Hamas menyatakan menyerah.
"Desakan untuk melakukan gencatan senjata adalah panggilan untuk membuat Israel menyerah dengan Hamas, untuk menyerah dengan terorisme. Itu tidak akan terjadi," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Kembali ke pernyataan Kirby, dia mengatakan pihaknya percaya diri untuk dapat mengirimkan bantuan ke Gaza lewat Mesir.
Kirby mengungkapkan pemerintah AS telah berdiskusi dengan pemerintah Israel terkait peningkatan truk yang mengangkut bantuan melintasi perbatasan menjadi 100 unit per hari.
Dia mengungkapkan, per Minggu (29/10/2023), sekitar 45 truk berisi bantuan telah masuk ke Gaza lewat Palang Merah Mesir.
Namun, sambungnya, perlu dibutuhkan lebih banyak pasokan bantuan lebih banyak lagi bagi penduduk Gaza.
"Kita tahu, bahkan hal tersebut, merupakan kemajuan dramatis dibandingkan kondisi kami saat ini, masih belum cukup," ujarnya dalam konferensi pers.
Terpisah, Komisioner Jenderal Badan Bantuan PBB UNRWA, Phillippe Lazzarini mengatakan, sebanyak 500 truk setiap harinya memasuki Gaza sebelum perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Sebagai informasi, pada pekan lalu, Majelis Umum PBB telah menyerukan gencatan senjata agar dilakukan segera antara Hamas-Israel.
Namun, seruan tersebut justru ditolak mentah-mentah oleh Israel.
Militer Israel Terus Serang Hamas di Gaza

Pada Selasa (31/10/2023), pasukan militer darat Israel terus menyerang Hamas di utara Gaza dikutip dari Associated Press (AP).
Juru Bicara Militer Israel, Jonathan Conricus mengatakan operasi darat semacam ini memang difokuskan dilakukan di utara Gaza yang disebut sebagai pusat keberadaan dari Hamas.
"Namun, kami juga terus melakukan serangan di wilayah lain di Gaza. Kami memburu komandan mereka, infrastruktur, dan setiap kali ada target penting yang terkait dengan Hamas," tuturnya.
Conricus juga mengatakan sekitar 800 ribu orang telah mengacuhkan perintah militer Israel untuk melarikan diri dari utara ke selatan Gaza.
Kendati demikian, masih ada puluhan ribu orang yang masih berada di dalam dan pinggiran Kota Gaza.
Baca juga: Wanita Warga Negara Ganda Jerman-Israel Ditemukan Tewas, Disandera Hamas dari Festival Musik
Akibatnya, menurut Conricus, kemungkinan ada peningkatan korban jiwa dari kedua belah pihak ketika pertempuran berpindah ke lingkungan perumahan padat.
Militer Israel mengklaim, sejak Senin kemarin, pihaknya telah menyerang 300 pos yang merupakan markas dari Hamas.
Selain itu, militer Israel juga menyebut telah terlibat dalam beberapa pertempuran dengan militan Palestina yang dipersenjatai rudal anti tank dan senapan mesin.
Di sisi lain, sayap militer Hamas mengklaim pihaknya telah menembakkan mortir ke pasukan Israel di dekat perbatasan antara Israel dan Gaza.
Namun, klaim tersebut belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.