Anggota Parlemen Australia Sangat Mendukung Kebebasan Pendiri WikiLeaks Julian Assange
Anggota parlemen Australia, berusara agar mengizinkan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, untuk kembali ke negara asalnya, Australia.
Penulis:
Muhammad Barir

Pada tahun yang sama, WikiLeaks merilis ratusan ribu dokumen AS mengenai perang di Irak dan Afghanistan, serta ribuan kabel diplomatik AS.
Pada tahun 2012, Assange berlindung di Kedutaan Besar Ekuador di London dan meminta suaka setelah kalah dalam perjuangan hukum untuk ekstradisi ke Swedia, di mana ia dituduh melakukan pemerkosaan. Ekuador memberinya suaka tahun itu.
Ekuador mencabut suakanya pada tahun 2019, dan dia diseret keluar dari kedutaan dan ditangkap. Washington secara resmi meminta ekstradisinya pada akhir tahun itu.
Assange telah menjadi simbol kebebasan pers. Banyak pihak di dunia percaya bahwa WikiLeaks mempublikasikan informasi mengenai kejahatan perang adalah demi kepentingan publik dan bahwa Assange dianiaya karena alasan politik.
Pemungutan suara di parlemen federal Australia dilakukan satu minggu menjelang sidang Assange berikutnya di Inggris.
(Sumber: The Cradle)
Sosok Eddy Hiariej, Wakil Menteri Hukum Ditunjuk Jadi Komisaris Pertamina Gas Negara |
![]() |
---|
Massa Demo DPR Lempar Molotov ke Barikade Polisi di Patal Senayan |
![]() |
---|
Bentrok di DPR, Polisi Pukul Mundur Massa: Kericuhan Meluas ke Slipi, Palmerah, Pejompongan |
![]() |
---|
Ketua Baleg Bob Hasan Tak Bisa Masuk Area Gedung DPR Untuk Bahas RUU PPRT Buntut Adanya Demo |
![]() |
---|
Pelajar Alami Kejang-kejang Setelah Ditinggal Teman dan Terjatuh Saat Demo di DPR Ricuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.