Konflik Palestina Vs Israel
Israel Bunuh 3 Putra dan 4 Cucunya, Ismail Haniyeh Ulangi Seruan Gencatan Senjata di Gaza
Ismail Haniyeh mengatakan, serangan Israel tidak akan mengubah tuntutan Hamas untuk melakukan gencatan senjata permanen.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
Pembunuhan ini juga terjadi ketika Israel berada di bawah tekanan yang semakin besar – yang semakin meningkat dari sekutu utamanya, Amerika Serikat – untuk mengubah taktik dalam perang tersebut, terutama ketika menyangkut bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang putus asa di Gaza.
Haniyeh mengatakan, Hamas tidak akan menyerah pada tekanan yang dilancarkan oleh serangan terhadap keluarganya.
“Musuh percaya bahwa dengan menargetkan keluarga para pemimpin, hal itu akan mendorong mereka untuk mengabaikan tuntutan rakyat kami,” ungkap Haniyeh kepada saluran satelit Al Jazeera.
“Siapa pun yang percaya bahwa menargetkan anak-anak saya akan mendorong Hamas mengubah posisinya adalah delusi," jelas Haniyeh.
Stasiun TV Al-Aqsa milik Hamas menayangkan cuplikan Haniyeh menerima berita kematian tersebut melalui telepon seorang ajudannya saat mengunjungi warga Palestina yang terluka yang telah diangkut ke rumah sakit di Qatar, tempat dia tinggal di pengasingan.
Haniyeh mengangguk, menunduk ke tanah, dan perlahan berjalan keluar ruangan.
Hamas mengatakan Hazem, Amir, dan Mohammed Haniyeh terbunuh di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, tempat asal Ismail Haniyeh.
Kelompok militan tersebut mengatakan, tiga cucu perempuan dan seorang cucu Haniyeh juga tewas, tanpa mengungkapkan usia mereka.
TV Al-Aqsa mengatakan, saudara-saudara itu bepergian dengan anggota keluarga mereka dalam satu kendaraan yang menjadi sasaran drone Israel.
Baca juga: Hari ke-188 Perang Israel-Hamas: 3 Putra Ismail Haniyeh Tewas Kena Serangan Israel di Gaza

Bagi warga Palestina, serangan terhadap keluarga Haniyeh mengaburkan Hari Raya Idul Fitri yang sudah suram, yang mengakhiri bulan suci Ramadhan.
Warga Palestina menandai hari raya tersebut dengan mengunjungi makam orang-orang terkasih yang tewas dalam perang.
Di kamp pengungsi Jabaliya dekat Kota Gaza, orang-orang duduk dengan tenang di dekat kuburan yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan Israel, yang dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengklaim Hamas telah dikalahkan secara militer, meski ia juga mengatakan Israel akan melawannya selama bertahun-tahun yang akan datang.
“Dari sudut pandang militer, Hamas telah dikalahkan."
"Para pejuangnya tersingkir atau bersembunyi dan kemampuannya dilumpuhkan,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan kepada media di kota Sderot, Israel selatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.