Konflik Palestina Vs Israel
Jadi Target Serangan Israel, Kondisi Komandan Militer Hamas Mohammed Deif Disebut Selamat dan Sehat
Israel menargetkan Mohammed Deif dengan serangan udara besar-besaran yang menurut pejabat kesehatan setempat menewaskan 90 orang.
Hamas menolak gagasan bahwa perundingan gencatan senjata yang dimediasi telah ditangguhkan.
Juru bicara Jihad Taha mengatakan "tidak diragukan lagi bahwa pembantaian yang mengerikan itu akan memengaruhi segala upaya dalam perundingan".
Ia menambahkan bahwa "upaya dan usaha para mediator masih terus berlangsung".
Pejabat politik Hamas juga menegaskan bahwa saluran komunikasi tetap berfungsi antara para pemimpin di dalam dan luar Gaza setelah serangan di wilayah selatan tersebut.
Para saksi mengatakan serangan itu terjadi di wilayah yang telah ditetapkan Israel sebagai wilayah aman bagi ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi.
Namun, militer Israel tidak mengonfirmasi hal itu.
Baca juga: Hamas Tegaskan Tak akan Mundur dari Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Pada hari Minggu, sejumlah korban marah karena serangan yang menargetkan Deif terjadi tanpa peringatan di area yang mereka yakini aman.
"Saya mendengar hantaman pertama, dan anak saya datang sambil berteriak, 'Ayah, Ayah,' dan berlindung bersama saya," kata Mahmoud Abu Yaseen, yang memeluk erat anak-anaknya tetapi kemudian terbangun di rumah sakit dan mendapati putranya telah meninggal.
Keluarganya telah mengungsi lima kali sejak perang dimulai.
"Ke mana kami harus pergi?" tanyanya.
Sebagai informasi, setidaknya 300 orang terluka dalam serangan itu, salah satu serangan paling mematikan dalam perang sembilan bulan.
Serangan yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang.
Baca juga: Jusuf Kalla Bertemu Pemimpin Politik Hamas Haniyeh, 5 Tokoh Nahdliyin Malah Bertemu Presiden Israel
Sementara, lebih dari 38.400 orang di Gaza telah tewas dalam serangan darat dan pemboman Israel sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.
Kementerian tersebut tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam penghitungannya.
Pada hari Minggu, serangan Israel di Nuseirat di Gaza tengah menewaskan 14 orang di gerbang sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi, menurut seorang wartawan Associated Press yang mengunjungi dua rumah sakit.
Anak-anak termasuk di antara 15 orang lainnya yang terluka.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.