Konflik Palestina Vs Israel
Beredar Viral Video Ismail Haniyeh pada Saat Memimpin Salat, Bacaan Qurannya Tartil dan Menyentuh
Setelah kematian Ismail Haniyeh yang dibunuh oleh Israel di Teheran pada Rabu pagi, banyak hal terkait dirinya terungkap. Di antaranya saat jadi imam.
Penulis:
Muhammad Barir
Pada tanggal 2 Januari 2024, Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di kantor Hamas di Beirut.
Pada tanggal 31 Juli 2024, Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dibunuh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran, tempat ia menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Kata Putra Sulung Ismail Haniyeh tentang Kematian Ayahnya
Putra sulung Ismail Haniyeh, Said Abdel Salam Haniyeh mengatakan tentang kematian ayahnya dan pentingnya menjaga persatuan Palestina.
Said Abdel Salam Haniyeh mengatakan bahwa darah ayahnya dan (darah) semua martir akan smakin memperkuat bangsa, perjuangan, dan revolusi hingga meraih kemenangan.
Dia menekankan, dalam wawancaranya dengan Al-Jazeera, pentingnya persatuan rakyat Palestina.
Ismail Haniyeh, seorang pemimpin politik Palestina terkemuka dan kepala biro politik Hamas, dibunuh di Teheran dalam serangan udara Israel pada hari Rabu pagi.
Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Baik Hamas maupun Garda Revolusi Iran mengonfirmasi kematiannya dan mengumumkan penyelidikan berkelanjutan atas insiden tersebut.
Mengomentari pembunuhan ayahnya, Abdel Salam mengatakan,
“Kami menyampaikan belasungkawa atas nama bangsa, rakyat bebas di dunia, dan rakyat Palestina atas kesyahidan ayah saya yang menempuh jalan yang sama (dengan) rakyat Palestina.”
“Jalan ini hanya bisa berakhir dengan kemenangan atau kesyahidan (kemartiran),” imbuhnya.
Abdel Salam Haniyeh juga mengulang kata-kata ayahnya, yang ia gunakan untuk meratapi anggota keluarganya yang gugur dalam serangan Israel dalam beberapa bulan terakhir.
“Darah ayah saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak, pria dan wanita yang menjadi martir di Gaza,” katanya.
Abdel Salam mengatakan bahwa darah ayahnya adalah darah pengorbanan yang dibutuhkan di jalan menuju pembebasan, seraya mengutip orang-orang yang telah mendahuluinya, dan yang meninggal dengan cara yang sama.
Beberapa pejuang Palestina yang sama-sama menjadi syahid itu termasuk pemimpin pendiri, syahid Ahmed Yassin, pemimpin pendiri Abu Ammar (Yasser Arafat), Fathi Shikaqi, Abu Ali Mustafa, dan yang lainnya yang telah memberikan darah mereka di .. jalan menuju pembebasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.