Konflik Palestina Vs Israel
Lawan Netanyahu, Pejabat Keamanan Israel Nyatakan Agresi Militer di Gaza Berakhir: Hamas Menang?
Pejabat keamanan pendudukan Israel mengumumkan kalau operasi militer di Gaza telah “berakhir,”. Hamas masih ada dan aktif melawan.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Sebenarnya, sebuah kerangka dasar untuk gencatan senjata sudah ada dan tampaknya, sebagian besar, telah disetujui oleh Israel dan Hamas. Perang Hamas-Israel saat ini dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika kelompok Hamas yang berbasis di Gaza menyerang wilayah Israel selatan yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 warga Israel.
Lebih dari 200 orang disandera. Sebagai balasan, dalam waktu beberapa bulan setelahnya, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, dan membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk di wilayah itu harus mengungsi.
Putaran terakhir perundingan gencatan senjata dimulai pada Mei lalu dan sejak itu, para perunding dari sejumlah negara, termasuk AS, Qatar, dan Mesir, telah berusaha meyakinkan Israel dan Hamas untuk menyepakati cara kerja kesepakatan tersebut.
Kerangka Kerja Pada 31 Mei 2024, Presiden AS, Joe Biden, menguraikan sebuah kerangka kerja perjanjian gencatan senjata secara rinci. Biden mengatakan kerangka itu didasarkan pada usulan Israel.
Meskipun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa kerangka yang diajukan Biden itu “tidak dapat diterima”, para perunding Israel terus berupaya untuk membahas hal tersebut.
Kesepakatan yang diajukan Biden itu hampir identik dengan proposal gencatan senjata yang disetujui Hamas, sebagai dasar negosiasi, pada awal Mei.
Pada bulan Juni, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 2735, yang juga mengikuti garis besar kerangka yang diumumkan Biden, meskipun dalam istilah yang tidak terlalu rinci.
Premis utamanya adalah bahwa gencatan senjata akan dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan dua tahap pertama masing-masing berlangsung sekitar enam minggu, dan tahap terakhir mencakup rekonstruksi wilayah Gaza yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Tahap Pertama: Dalam enam minggu pertama gencatan senjata, akan ada “penghentian sementara” operasi militer yang dilakukan Israel dan Hamas.
Pasukan Israel akan mundur secara bertahap, dan warga Palestina yang mengungsi dapat kembali ke rumah mereka.
Bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Gaza, dan gelombang pertama sandera Israel akan ditukar dengan tahanan Palestina.
Sandera Israel mencakup perempuan (termasuk tentara), anak-anak, orang tua dan orang sakit. Mereka akan ditukar dengan ratusan tahanan Palestina, kebanyakan perempuan, anak-anak, orang tua atau orang sakit.
Tahap Kedua: Negosiasi mengenai tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada tahap pertama. Bantuan untuk menampung dan memberi makan sekitar dua juta warga Palestina yang mengungsi akan terus berlanjut, dan rencana untuk membangun kembali infrastruktur Gaza yang hancur akan dimulai.
Pembatasan oleh pihak Israel di penyeberangan Rafah, perbatasan antara Mesir dan Gaza, akan dilonggarkan.
Pada tahap kedua itu, sisa sandera Israel lainnya – warga sipil dan tentara laki-laki – akan ditukar.
Konflik Palestina Vs Israel
Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel |
---|
Australia Usir Dubes Iran usai Serangan Anti-Yahudi Tahun Lalu, Teheran Janjikan Pembalasan |
---|
Hamas Bantah Klaim Israel, 21 Korban Tewas di Rumah Sakit Nasser Bukan Anggota Pejuang |
---|
Trump akan Pimpin Pertemuan Besar di Gedung Putih Bahas Rencana Kelola Gaza Pascaperang |
---|
IDF Tembak 5 Jurnalis Pakai Rudal di Rumah Sakit Al Nasser Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.