Jumat, 12 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Washington Post: Hamas Bangun Mesin Perang Bawah Tanah untuk Bertahan Hidup

Sistem terowongan bawah tanah Hamas yang luas "metro Gaza," memungkinkan pergerakan senjata dan pejuang tanpa diketahui oleh pengawasan Israel.

IDF dan Yedioth Ahronoth
Terowongan Hamas yang digunakan sebagai tempat pembuatan bahan peledak. Enam tentara Israel tewas karena ledakan di terowongan Hamas, Senin, (9/1/2024). - Laporan Washington Post yang dipublikasikan pada hari Sabtu (5/10/2024) kemarin mengungkapkan kalau Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar telah mempersiapkan serangan skala besar terhadap Israel selama berbulan-bulan. 

Menurut dua investigasi Pusat Satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkini, diperkirakan 227.591 unit hunian rusak atau hancur, demikian pula dengan 68 persen jaringan jalan di jalur tersebut.

lihat fotoMantan tawanan Israel, Adina Moshe, menyebut terowongan Hamas di Gaza sangat luas dan rumit. IDF tak akan paham. (Tangkap layar Palestine Chronicle)
Mantan tawanan Israel, Adina Moshe, menyebut terowongan Hamas di Gaza sangat luas dan rumit. IDF tak akan paham. (Tangkap layar Palestine Chronicle)

Tak hanya itu, Al Mayadeen melaporkan 90 persen penduduk di wilayah yang terkepung itu juga terusir dari tanah yang mereka tempati.

Oxfam minggu lalu melaporkan bahwa hanya 17 dari 36 rumah sakit yang masih berfungsi, dengan menyatakan bahwa "semuanya mengalami kekurangan bahan bakar, pasokan medis, dan air bersih."

Bencana kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, Middle East Monitor yang mengutip Kementerian Kesehatan melaporkan 41.870 orang tewas, 97.166 terluka, dan;11.000 orang hilang.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Associated Press pada bulan September bahwa ia "belum pernah melihat tingkat kematian dan kehancuran seperti yang kita lihat di Gaza dalam beberapa bulan terakhir."

Menurut badan PBB yang mengoordinasikan bantuan kemanusiaan, sekitar 90 persen penduduk Gaza telah dipindahkan secara paksa setidaknya sekali selama setahun terakhir.

Banyak warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka beberapa kali, pindah ke lahan yang lebih sempit, dan terputus dari akses air bersih, listrik, dan perawatan kesehatan.

Menurut Reuters, kerawanan pangan di Gaza mungkin meningkat sebagai akibat dari prosedur bea cukai baru untuk barang-barang kemanusiaan.

"Israel" telah membombardir Jalur Gaza dengan kejam, menyasar rumah sakit dan sekolah dengan kedok menyasar markas besar Hamas . Beberapa investigasi independen tidak menemukan bukti tentang klaim palsu tersebut.

Bahkan, agresi Israel melebar ke Lebanon.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan