Konflik Palestina Vs Israel
Meski Yahya Sinwar Terbunuh, Hizbullah Tak Gentar, Siap Tingkatkan Serangan
Meskipun Israel membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, Hizbullah Lebanon merasa tak gentar. Hizbullah tengah mempersiapkan serangan.
Penulis:
Whiesa Daniswara
Editor:
Nuryanti
Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka juga telah membunuh Muhammad Hassin Ramal, komandan Hizbullah di daerah Tayibe di Lebanon selatan.
Netanyahu Bersumpah Perang Gaza Belum Berakhir
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan bahwa perang di Gaza “belum berakhir” meski Yahya Sinwar tewas terbunuh.
"Hari ini, kejahatan telah mengalami pukulan berat, tetapi tugas di hadapan kita belum selesai," kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Reaksi Dunia usai Tewasnya Yahya Sinwar, Joe Biden Sebut Hari Baik bagi Dunia
Sentimen Netanyahu diamini oleh politisi terkemuka Israel lainnya, termasuk Benny Gantz, pemimpin partai Persatuan Nasional berhaluan kanan-tengah.
Gantz mengatakan “misi belum berakhir” dan pasukan Israel akan beroperasi di Gaza selama “tahun-tahun mendatang”.
Kepala militer Israel, Herzi Halevi mengatakan bahwa meskipun pasukannya telah menyelesaikan "perhitungan" dengan Sinwar, pasukannya akan terus bertempur "sampai kita menangkap semua yang terlibat dalam pembantaian 7 Oktober dan membawa semua sandera pulang".
Pernyataan para pemimpin tinggi Israel tersebut tampaknya meredam harapan para pemimpin Barat bahwa kematian Sinwar diduga akan mempercepat berakhirnya perang.
Padahal, Joe Biden mengatakan bahwa dugaan kematian pemimpin Palestina tersebut merupakan kesempatan untuk "hari berikutnya di Gaza".
Kematian Sinwar, kata Biden, juga merupakan penyelesaian politik yang memberikan "masa depan yang lebih baik bagi warga Israel dan Palestina".
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan panggilan telepon terpisah dengan mitranya di Arab Saudi dan Qatar tentang dugaan kematian Sinwar.
Panggilan telepon itu membahas “upaya untuk mengakhiri konflik dan mengamankan pembebasan sandera”, kata Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: Pembunuhan Yahya Sinwar Tak Akan Buat Israel Menang, Justru Perlawanan Makin Brutal
Berbicara di tengah kampanye, wakil presiden AS dan juga kandidat Demokrat Kamala Harris mengatakan kesempatan telah tiba untuk "akhirnya mengakhiri perang di Gaza."
"Dan ini harus berakhir dengan keadaan yang aman bagi Israel, para sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir, dan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak mereka atas martabat, keamanan, kebebasan, dan penentuan nasib sendiri," kata Harris di sela-sela acara kampanye di Wisconsin.
"Dan sudah saatnya hari berikutnya dimulai tanpa Hamas berkuasa," lanjutnya.
Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan dugaan kematian Sinwar sebagai “titik balik”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.