Senin, 18 Agustus 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Pemimpin Eropa dan Rezim Kiev Gusar Jika Trump yang Terpilih

Para pemimpin Eropa dan terutama Ukraina gusar jika Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS. Kemenangan Trump bisa mengubah arah konflik di Ukraina.

|
Tangkap layar X
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di markasnya di Trump Tower di New York pada hari Jumat (27/9/2024). 

Perempuan itu diharapkan lebih dapat diprediksi dan melanjutkan kebijakan Biden.

Dengan cara ini, hasil pemilihan presiden AS adalah masalah hidup dan mati bagi rezim Kiev karena perlambatan atau penghentian senjata hanya akan mempercepat kemajuan Rusia.

Dukungan militer Eropa sangat penting bagi Ukraina. Namun, itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan dukungan AS, yang jumlahnya lebih dari $64 miliar, melampaui bantuan militer yang diberikan oleh semua sekutu lainnya secara kolektif.

Tampaknya Eropa yakin Trump pasti akan memperlambat atau menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan sedang mempersiapkan skema otonominya sendiri jika Partai Republik terpilih.

Bantuan Eropa tidak dapat menggantikan sedikit pun bantuan Amerika, yang hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat Ukraina.

Dari Polandia Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan era negara-negara Eropa yang menyerahkan keamanan mereka ke Amerika telah berakhir.

Donald Tusk menambahkan, itu tidak akan tergantung Pemilihan Presiden AS akan dimenangkan oleh Kamala Harris atau saingannya dari Partai Republik Donald Trump.

Tusk, yang menjabat sebagai Presiden Dewan Eropa dari 2014 hingga 2019, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah posting di platform X.

“Harris atau Trump? Beberapa orang mengklaim masa depan Eropa bergantung pada pemilihan Amerika, sementara itu pertama-tama dan terutama bergantung pada kita,” tulisnya.

Namun, UE menurut Tusk hanya akan dapat mengambil tindakan sendiri jika akhirnya tumbuh dan percaya pada kekuatannya sendiri.

“Apa pun hasilnya (dari pemilihan AS), era serah terima geopolitik telah berakhir bagi Eropa,” tegas Tusk.

Financial Times mengatakan dalam sebuah artikel pada Sabtu menulis, banyak orang Eropa tidak bisa tidur di malam hari karena prospek Donald Trump memenangkan pemilihan.

Pendukung Ukraina di Eropa juga khawatir Trump mungkin mencoba menyelesaikan perang di sana dengan syarat yang pada dasarnya merupakan kemenangan bagi Rusia.

Masih menurut Financial Times, sebagian besar orang Eropa akan merasa lebih nyaman dengan Harris di Ruang Oval.

Selama kampanye, kandidat Demokrat tersebut telah menyatakan dukungan kuat untuk NATO, berjanji untuk terus mendukung Ukraina, dan menekankan pentingnya aliansi Amerika.

Sebuah jajak pendapat oleh perusahaan riset Savanta yang dilakukan di Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Polandia bulan lalu menyatakan kepemimpinan Kamala Harris akan menjadi yang terbaik untuk keamanan Eropa.(Tribunnews.com/Southfront.press/Setya Krisna Sumarga)

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan