Rabu, 3 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Badai Musim Dingin Hancurkan Tenda Pengungsi di Gaza Utara

Jalur Gaza dilanda badai musim dingin, tenda-tenda pengungsi warga Palestina di Gaza Utara hancur akibat angin yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

|
Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English
GAZA UTARA - Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Selasa (28/1/2025) menunjukkan puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, setelah 15 bulan perang Israel pada hari Senin (27/1/2025). Jalur Gaza dilanda badai musim dingin, tenda-tenda pengungsi warga Palestina di Gaza Utara hancur akibat angin yang bergerak dengan kecepatan tinggi. 

TRIBUNNEWS.COM - Jalur Gaza dilanda badai musim dingin.

Akibatnya, tenda-tenda pengungsi warga Palestina di Gaza Utara hancur.

Kawasan tersebut diguyur hujan dan angin kencang selama satu jam.

Para pengungsi bergegas keluar dan membangun kembali tenda-tenda yang rusak.

Angin sangat kencang dan badai merobohkan banyak tenda di Jalur Gaza, khususnya di Jabalia dan Beit Lahiya.

Ruang terbuka yang semakin luas menciptakan kondisi berbahaya di wilayah tersebut.

Angin bergerak dengan kecepatan tinggi semakin memperburuk keadaan tenda yang terbuat dari bahan seadanya seperti kayu, nilon, dan plastik.

Bagi banyak warga Palestina, tenda-tenda yang rusak ini adalah satu-satunya tempat perlindungan yang mereka miliki setelah terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki, ribuan warga Palestina berada di bawah pengepungan militer Israel selama lebih dari dua minggu.

Serangan militer yang meningkat fokus pada wilayah Jenin dan kamp pengungsi di utara Tepi Barat, mengakibatkan lebih dari 17.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Kamp-kamp pengungsi yang ada, dilaporkan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), banyak yang telah diratakan.

Baca juga: Nasib Apes Tentara Israel: Crane Tiba-Tiba Ambruk di Gaza, 2 Tentara Tewas, 8 Terluka

Bagaimana Kondisi Hidup di Gaza Memengaruhi Anak-anak?

Kondisi kehidupan yang semakin berbahaya di Gaza juga diperburuk dengan kurangnya akses terhadap sumber daya mendasar.

Tess Ingram, manajer komunikasi UNICEF yang bertugas di Gaza, melaporkan dia menyaksikan keluarga-keluarga yang membangun tempat penampungan sementara di atas reruntuhan rumah mereka.

Mereka mengandalkan potongan kayu dan terpal untuk menciptakan perlindungan, meskipun ancaman badai dan cuaca ekstrem tetap mengintai.

Ingram menyatakan keprihatinan terhadap kondisi anak-anak yang hidup di bawah ancaman tersebut.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan