Jumat, 31 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Sasar Gudang Penyimpanan Senjata di Beit Lahiya, Qatar Frustasi dengan Kekerasan Bertubi

Israel melancarkan serangan di Beit Lahiya dan menewaskan warga sipil. Qatar geram, PBB desak semua pihak kembali ke meja gencatan.

khaberni/tangkap layar
SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahiya, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di wilayah Beit Lahiya, Gaza utara, pada Rabu (29/10/2025), menewaskan sedikitnya dua orang, menurut laporan Rumah Sakit al-Shifa. 

Ringkasan Berita:
  • Militer Israel kembali menggempur Beit Lahiya, Gaza utara, menewaskan dua orang dan memperburuk gencatan senjata yang rapuh.
  • Serangan itu terjadi sehari setelah Netanyahu memerintahkan balasan “kuat” ke Gaza selatan yang menewaskan lebih dari 100 orang.
  • Trump menilai gencatan senjata masih aman, namun Qatar dan PBB mengecam keras kekerasan berulang itu.

TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di wilayah Beit Lahiya, Gaza utara, pada Rabu (29/10/2025), menewaskan sedikitnya dua orang, menurut laporan Rumah Sakit al-Shifa.

Israel mengklaim serangan itu menargetkan lokasi penyimpanan senjata yang disebut sebagai “ancaman langsung” bagi pasukannya, Al Jazeera melaporkan.

Serangan tersebut memperburuk ketegangan di tengah gencatan senjata rapuh yang sudah berulang kali dilanggar.

Gelombang pemboman ini terjadi sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan balasan “kuat” ke Gaza selatan, menyusul kematian seorang tentara Israel di Rafah.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 104 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Israel berdalih menargetkan anggota senior Hamas, sementara Hamas membantah keterlibatan dalam penembakan di Rafah dan menegaskan komitmennya terhadap gencatan senjata.

Menyikapi situasi ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa gencatan senjata “tidak dalam bahaya” meski kekerasan terus berlanjut, dikutip dari CNN.

Sementara itu, mediator regional Qatar menyatakan rasa frustrasinya terhadap kekerasan yang terus berulang.

“Harapan singkat akan ketenangan berubah menjadi keputusasaan,” ujar juru bicara Qatar kepada Gulf News.

Doha menegaskan tetap berupaya menjaga jalur diplomatik agar fase kedua gencatan senjata, termasuk pelucutan senjata Hamas, bisa terlaksana.

Warga Gaza adalah Korban Utama

Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Hancur, Netanyahu Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Jalur Gaza

Di lapangan, warga Gaza kembali menjadi korban utama.

Khadija al-Husni, seorang ibu pengungsi di kamp Shati, mengatakan serangan itu terjadi saat warga “baru mulai bernapas kembali.”

“Entah ada gencatan senjata atau perang—tidak mungkin keduanya,” katanya kepada AFP.

PBB juga mengecam keras serangan tersebut.

Juru bicara Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, Stephane Dujarric, menyebut “pembunuhan warga sipil, termasuk banyak anak-anak, tidak bisa dibenarkan.”

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved