Bantah Klaim Diakuisisi Elon Musk, Direksi OpenAI Tegaskan Belum Ada Satu pun Tawaran Masuk
Dewan direksi OpenAI pada hari Rabu ini (12/2/2025) menegaskan pihaknya belum menerima penawaran resmi dari mana pun termasuk konsorsium Elon Musk
Penulis:
Bobby W
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Dewan direksi perusahaan berbasis kecerdasan buatan (AI) OpenAI akhirnya buka suara terkait rumor alih kepemilikan yang akan dilakukan Elon Musk.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, pada Selasa (11/2/2025), pemilik perusahaan mobil listrik Tesla tersebut diisukan akan membeli OpenAI melalui sebuah konsorsium dengan dana sekitar $97,4 miliar atau setara Rp 1.592 triliun.
Dikutip dari Reuters, Dewan direksi OpenAI pada Rabu (12/2/2025) ini menegaskan pihaknya belum menerima penawaran resmi dari mana pun termasuk konsorsium yang dipimpin Elon Musk.
Pernyataan ini bertentangan dengan klaim pengacara Elon Musk, Marc Toberoff sehari sebelumnya.
Toberoff kala itu mengatakan kepada Reuters bahwa ia telah mengirimkan tawaran tersebut kepada penasihat hukum eksternal OpenAI di firma hukum Wachtell, Lipton, Rosen & Katz melalui email pada Senin (10/2/2025).
Penawaran sepanjang empat halaman tersebut juga ditandatangani oleh Musk dan investor lainnya serta ditujukan kepada dewan direksi, kata Toberoff.
"Apakah Sam Altman memilih untuk menyampaikan atau menahan hal ini dari anggota dewan OpenAI lainnya adalah di luar kendali kami," ungkap Toberoff merujuk pada CEO OpenAI.
Menanggapi klaim tersebut, Sam Altman selaku CEO OpenAI pun memberikan bantahan keras.
"OpenAI tidak dijual !" tegas Sam Altman kepada Reuters ketika ditanya tentang tawaran Musk untuk membelinya.
Ia menilai tawaran dari konsorsium yang dipimpin Musk tersebut tak perlu dianggap serius.
"Perusahaan ini tidak dijual. Ini adalah salah satu taktiknya untuk mencoba mengganggu kami," kata Altman, merujuk pada Musk.
Baca juga: BYD Gandeng Deepseek untuk Fitur AI Swakemudi di Mobil Pintar Mereka
Adapun penawaran Musk ini juga muncul di tengah pertarungan antara keduanya terkait transisi OpenAI menjadi entitas berorientasi profit.
"Saya tidak punya kata apa-apa untuk disampaikan. Menurut saya, ini (tawaran Musk) adalah hal yang konyol," kata Altman di sela-sela KTT AI di Paris.
Dalam pesan internal kepada karyawan OpenAI pada hari Senin, Altman juga mengatakan bahwa meskipun dewan direksi belum secara resmi meninjau tawaran tersebut, mereka berencana untuk menolaknya berdasarkan kepentingan misi OpenAI.
Nama Elon Musk dalam sejarah berdirinya OpenAI sendiri bukanlah hal yang asing.
Musk diketahui ikut mendirikan OpenAI bersama Altman pada tahun 2015 sebagai organisasi nirlaba.
Seiring berjalannya waktu, Musk kemudian meninggalkan perusahaan karena perbedaan pendapat tentang arah perusahaan dan sumber pendanaannya dengan Altman dan pendiri lainnya.
BYD Gandeng Deepseek

Sementara itu di belahaan bumi bagian timur, perusahaan AI asal China, Deepseek terus mengembangkan sayap bisnisnya.
Terbaru, Deepseek sukses menggandeng produsen mobil listrik BYD untuk menggunakan layanan kecerdasan buatan mereka.
Hal ini dibuktikan dengan langkah BYD pada hari Senin (10/2/2025), yang menjalin kerja sama dengan Deepseek sebagai penyedia fitur kemudi otomatis untuk kendaraan mereka, yang juga memanfaatkan teknologi AI.
Melalui kolaborasi ini, BYD akan memasang sistem mengemudi otonom bernama "God's Eye" pada setidaknya 21 model mobil listrik mereka. Salah satu model andalan mereka, yaitu mobil listrik hatchback Seagull yang saat ini menjadi primadona di pasaran, juga akan dilengkapi dengan fitur terbaru dari Deepseek.
Seagull, yang tengah laris manis dijual, dibanderol seharga 69.800 yuan atau setara dengan Rp154 juta.
Dalam pernyataan kepada wartawan saat pengumuman kerja sama ini, pendiri BYD, Wang Chuanfu, menyebut bahwa sistem kemudi otomatis adalah fitur yang wajib dimiliki oleh semua kendaraan produksi mereka di masa mendatang.
"Kemudi otomatis bukan lagi hal yang langka saat ini; ini adalah alat yang diperlukan dalam semua mobil pintar," ujar Wang dalam konferensi pers pada hari Senin.
"Teknologi kemudi otomatis ini nantinya akan menjadi fitur yang tak tergantikan, seperti sabuk pengaman atau kantung udara, dalam beberapa tahun ke depan," tambah Wang kepada para wartawan.
Karena alasan inilah, BYD menilai bahwa teknologi AI dari Deepseek yang terjangkau dapat membantu mewujudkan visi mereka tersebut.
Menurut perusahaan, integrasi teknologi Deepseek akan meningkatkan kemampuan sistem kemudi otomatis dan memberikan pengalaman yang lebih personal bagi konsumen.
BYD bukanlah mitra pertama dari industri otomotif yang bekerja sama dengan Deepseek. Sebelumnya, pelaku industri otomotif lokal Tiongkok lainnya seperti Geely, Great Wall Motors, dan Leapmotor telah menjalin kerja sama dengan perusahaan AI yang berbasis di Hangzhou tersebut
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.