Rodrigo Duterte Ditangkap
Tangis dan Penantian, Keluarga Korban Perang Narkoba Duterte Tak Menyerah Berjuang Tuntut Keadilan
Seorang ibu korban dari perang narkoba mantan presiden Rodrigo Duterte mengungkapkan penangkapan ini menjadi sebuah harapan untuk keadilan mereka.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Warga Filipina, Crisanto dan Juan Carlos, menjadi korban perang narkoba mantan presiden Rodrigo Duterte.
Keduanya menghilang secara tiba-tiba pada suatu pagi di Quezon Citu, distrik utara Metro Manila.
Kepergian mereka yang tiba-tiba meninggalkan luka yang mendalam bagi ibu mereka, Llore Pasco.
Pasco hingga kini terus dihantui rasa sakit akibat kehilangan dua anak laki-lakinya dalam pembunuhan brutal yang belum ada keadilan.
Peristiwa ini terjadi pada Mei 2017, dikutip dari Al Jazeera.
Saat itu, tepatnya pada pagi hari, Crisanto yang merupakan ayah dari empat orang anak, pergi untuk bekerja.
Pria berusia 34 tahun ini merupakan seorang penjaga kemanan swasta di Filipina.
Setelah Crisanto, sang adik, yaitu Juan Carlos, yang merupakan penagih tagihan listrik paruh waktu, menyusul sang kakak untuk bekerja.
Namun, berita mengejutkan diterima oleh keluarga pada keesokan harinya.
Media memberitakan kakak-adik ini ditemukan tewas.
Saat ditemukan, keduanya dalam kondisi mengenaskan. Tubuh korban dipenuhi luka akibat peluru.
Polisi menuduh mereka sebagai bagian dari kelompok perampok yang berbahaya.
Baca juga: Ditahan ICC, Duterte Tetap Calonkan Diri Jadi Wali Kota Davao di Pemilu 2025
Namun, bagi keluarga Pasco, ini adalah kenyataan yang tak bisa diterima.
Ibu mereka, Pasco, bersama dengan kerabat lainnya, mengetahui kabar itu dari laporan berita televisi.
Dengan berat hati, Pasco menghabiskan seminggu penuh dan mengeluarkan biaya sebesar 1.500 USD untuk mengambil jenazah kedua putranya dari kamar mayat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.