Sabtu, 20 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina

Sementara Trump optimis "banyak elemen" perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia.

|
Kremlin.ru
PUTIN DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berbisik kepada Presiden AS Donald Trump di sela-sela pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) ke-25 pada 11 November 2017 di Da Nang, Vietnam. Sementara Trump optimis "banyak elemen" perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim "banyak elemen" perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati.

Klaim ini disampaikan menjelang panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia mengumumkan melalui Truth Social bahwa pembicaraan dengan Putin akan berlangsung pada Selasa pagi, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut.

"Setiap minggu ada 2.500 tentara tewas dari kedua belah pihak, dan ini harus diakhiri SEKARANG," tulis Trump, dikutip dari BBC.

"Saya sangat menantikan panggilan telepon dengan Presiden Putin," lanjut Trump.

Ia juga berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Sementara Trump optimis, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia.

Dikutip dari Yahoo! News, Presiden Prancis Emmanuel Macron menantang Putin untuk membuktikan komitmennya terhadap perdamaian.

Ia memuji keberanian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah menyetujui proposal gencatan senjata dan meminta Rusia melakukan hal yang sama.

"Sudah cukup banyak kematian dan kehancuran. Senjata-senjata harus dibungkam," ujar Macron dalam sebuah unggahan di X.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga mendesak Putin untuk segera menyetujui "gencatan senjata penuh dan tanpa syarat."

Baca juga: Trump: Setiap Serangan Houthi akan Dianggap Seperti Serangan Iran

Ia memperingatkan bahwa Inggris dan sekutunya memiliki "lebih banyak kartu yang dapat dimainkan" guna memaksa Rusia bernegosiasi secara serius.

Dikutip dari Euro News, Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, turut memperingatkan bahwa Rusia tidak bisa dipercaya dalam proses negosiasi.

Ia menilai Rusia hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan tuntutan yang merupakan "tujuan akhir" mereka.

Putin Ajukan Syarat Tambahan

Putin menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata tetapi mengajukan sejumlah syarat tambahan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan