Selasa, 19 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Emmanuel Macron: Prancis Bisa Mengakui Negara Palestina pada Bulan Juni, Begini Kata Macron

Prancis dapat mengakui negara Palestina “pada bulan Juni” selama konferensi internasional yang diketuai bersama dengan Arab Saudi, kata Presiden

Editor: Muhammad Barir
Instagram @emmanuelmacron
PRESIDEN MACRON - Foto ini diambil dari Instagram Macron pada Kamis (10/4/2025), memperlihatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara selama pertemuan dengan anggota Uni Eropa pada 4 April 2025 ketika menanggapi tarif timbal balik yang ditetapkan Trump. Pada hari Rabu (9/4/2025), Macron mengatakan Prancis akan mengakui negara Palestina pada bulan Juni 2025. 

Emmanuel Macron: Prancis Bisa Mengakui Negara Palestina pada Bulan Juni, Begini Kata Macron

TRIBUNNEWS.COM- Prancis dapat mengakui negara Palestina “pada bulan Juni” selama konferensi internasional yang diketuai bersama dengan Arab Saudi, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu.

"Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," kata Macron dalam wawancara yang disiarkan di France 5.

Ia mengatakan konferensi yang direncanakan mengenai penerapan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, yang diperkirakan akan berlangsung di New York, dapat menandai titik balik.

“Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini (mengenai Palestina) dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama oleh beberapa pihak,” katanya.

 

 

 

 

 

 

 

Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya seruan internasional untuk resolusi politik bagi konflik di Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 orang sejak Oktober 2023, dan perselisihan Israel-Palestina yang lebih luas.

Pada bulan Februari 2024, Macron mengatakan bahwa mengakui negara Palestina “bukanlah hal yang tabu bagi Prancis,” dan menggarisbawahi bahwa langkah tersebut merupakan kebutuhan moral dan politik.

"Kita berutang kepada Palestina, yang aspirasinya telah diinjak-injak terlalu lama. Kita berutang kepada Israel yang mengalami pembantaian anti-Semit terbesar di abad ini. Kita berutang kepada wilayah yang ingin lepas dari para promotor kekacauan dan penabur dendam," katanya saat itu.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan