Konflik Iran Vs Israel
Kelompok Garis Keras Iran Kecam Perundingan Nuklir dengan AS, Khamenei Mulai Tak Dipatuhi?
Adanya perpecahan tajam dalam kepemimpinan Iran terkait keputusan pemimpin tertinggi mereka, Ali Khamenei, setuju berunding dengan Amerika soal Nuklir
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Meski demikian, kali ini, menurut media yang dekat dengan kantor pemimpin Iran, menekankan kalau pembicaraan di Oman tidak akan berlangsung tanpa persetujuan tegas pemimpin tertinggi tersebut.
Artinya, jika Iran mengirimkan delegasi ke Oman, itu dengan persetujuan Khamenei.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian telah mengonfirmasi kalau Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi akan memimpin delegasi Iran dalam diskusi mendatang, yang diharapkan akan berpusat pada pembatasan program nuklir Teheran.

Tekanan Ekonomi Memicu Perdebatan
Pihak di Iran yang menentang negosiasi dengan AS berpendapat kalau tidak boleh ada kesepakatan yang dicapai dengan mengorbankan kedaulatan atau posisi pertahanan Iran.
Mereka menunjuk penarikan diri AS dari JCPOA di bawah Presiden Donald Trump pada tahun 2018 sebagai bukti hipokrasi dan ketidakandalan Amerika.
Namun, keruntuhan ekonomi Iran yang sedang berlangsung pada akhirnya dapat mendorong pendekatan yang lebih pragmatis.
Nilai mata uang Iran anjok dan telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya sejak 2018, hampir setengah dari populasi sekarang hidup di bawah garis kemiskinan.
Gaji bulanan rata-rata telah turun di bawah $100, mendorong jutaan orang ke dalam kesulitan ekonomi.
Dilansir NW, Sina Azodi , Dosen Hubungan Internasional, Universitas George Washington mengatakan, situasi ini membuat pemerintah Iran saat ini dalam posisi terjepit.
"Saya pikir pemerintahan Pezeshkian berada di bawah tekanan internal dan eksternal yang luar biasa. Secara internal, devaluasi rial dan melonjaknya tingkat inflasi mengancam seluruh masa jabatannya dan tanpa keringanan sanksi, tidak akan ada yang berubah. Secara eksternal, ia juga menghadapi tekanan dari berbagai pihak," katanya.
Ahmad Alamolhoda, Imam Mashhad menyatakan : "Berunding dengan Amerika bertentangan dengan kebanggaan nasional kita."
Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump berkata: "Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, dan jika perundingan tidak berhasil, saya rasa ini akan menjadi hari yang sangat buruk bagi Iran."
Ancaman perang dari AS ini menjadi faktor penekan luar biasa di Iran.
"Dengan perundingan yang akan diadakan pada hari Sabtu di Oman, para pemimpin Iran harus mengatasi perbedaan pendapat internal sambil menghadapi pemerintah AS yang diperkirakan akan menuntut konsesi nuklir yang signifikan. Hasilnya dapat membentuk kembali kontur geopolitik wilayah tersebut selama beberapa bulan mendatang," tutup ulasan NW dalam laporannya.
(oln/nw/*)
Konflik Iran Vs Israel
Iran di Ambang Bencana, Waduk Susut 10 Juta Warga Teheran Hadapi Risiko Krisis Air |
---|
Gudang Senjata AS Menipis karena Seperempat Rudal THAAD Digunakan untuk Israel dari Serangan Iran |
---|
Kementerian Intelijen Iran Merinci Taktik Kontraintelijen Jitu Selama Perang Iran Lawan Israel & AS |
---|
Arab Tolak Perintah Trump, Enggan Serahkan Rudal THAAD untuk Bantu Israel Hadapi Iran |
---|
Tanda-Tanda Israel Sedang Siapkan Serangan Baru ke Iran, Ancaman Nuklir Cuma Kedok |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.