Sabtu, 22 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1146, Zelensky Tantang Trump Kunjungi Ukraina: Lihat Sendiri Ulah Putin

Dalam wawancara dengan CBS yang disiarkan pada Minggu (13/4/2025), Zelensky menyampaikan permintaan terbukanya agar Trump datang ke Ukraina.

Kantor Presiden Ukraina
ZELENSKY DI CHERNIHIV - Foto ini diambil dari Kantor Presiden Ukraina pada Jumat (4/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama pertemuan dengan para kepala komunitas teritorial Wilayah Chernihiv, Kamis (3/4/2025). Dalam wawancara dengan CBS yang disiarkan pada Minggu (13/4/2025), Zelensky menyampaikan permintaan terbukanya agar Trump datang ke Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.146 pada Senin (14/4/2025).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajak Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk datang langsung ke Ukraina, The Guardian melaporkan.

Dalam perkembangan lainnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan perlunya gencatan senjata segera menyusul serangan rudal Rusia ke kota Sumy, Ukraina, pada Minggu (13/4/2025).

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.146:

Zelensky Tantang Trump Kunjungi Ukraina: Lihat Sendiri Apa yang Dilakukan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajak Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk datang langsung ke Ukraina.

Tujuannya, agar Trump bisa melihat sendiri dampak nyata invasi Rusia di lapangan.

Dalam wawancara dengan CBS yang disiarkan pada Minggu (13/4/2025), Zelensky menyampaikan permintaan terbukanya.

“Tolong, sebelum mengambil keputusan apa pun, sebelum melakukan negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas,” kata Zelensky seperti dilansir CBS News.

Zelensky tampaknya ingin memastikan bahwa setiap pemimpin dunia, termasuk Trump, memahami situasi di Ukraina secara langsung, bukan hanya melalui laporan atau perundingan jarak jauh.

Seruan ini juga menjadi sinyal bahwa Ukraina tidak hanya mengandalkan dukungan militer, tetapi juga opini dan empati dari tokoh-tokoh berpengaruh dunia.

Baca juga: 5 Populer Internasional: Jet Tempur F-16 Ukraina Ditembak Rudal Rusia - 10 Kecelakaan Helikopter AS

Macron Desak Gencatan Senjata: Rusia Hina Hukum Internasional dan Upaya Diplomatik Trump

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan perlunya gencatan senjata segera menyusul serangan rudal Rusia ke kota Sumy, Ukraina, pada Minggu (13/4/2025).

Menurutnya, serangan itu memperlihatkan bahwa Rusia secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional dan upaya perdamaian yang sedang diusahakan.

“Semua orang tahu bahwa hanya Rusia yang menginginkan perang ini,” kata Macron, seperti dikutip dari pernyataan resmi yang dilansir sejumlah media Prancis.

“Hari ini jelas bahwa Rusia sendiri ingin melanjutkannya, menunjukkan penghinaannya terhadap kehidupan manusia, hukum internasional, dan upaya diplomatik yang dilakukan oleh Presiden (Donald) Trump,” lanjutnya.

Macron menyebut serangan ke Sumy sebagai pengingat bahwa Rusia tidak menunjukkan niat untuk menghentikan agresi militer.

Ia juga menekankan pentingnya respons internasional yang kuat untuk menekan Moskow agar menghentikan serangan.

“Langkah-langkah kuat diperlukan untuk memberlakukan gencatan senjata di Rusia,” tegasnya.

Macron menyatakan bahwa Prancis bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuan tersebut bersama negara-negara mitra.

Rudal Rusia Hantam Sumy Saat Warga ke Gereja, 34 Tewas Termasuk Anak-Anak

Sedikitnya 34 orang tewas dan 83 lainnya luka-luka dalam serangan rudal balistik Rusia di kota Sumy, Ukraina, pada Minggu pagi (13/4?2025).

Serangan ini terjadi saat warga tengah bersiap merayakan Minggu Palma, hari suci dalam kalender Kristen.

Dilaporkan Luke Harding untuk The Guardian, dua rudal menghantam pusat kota yang saat itu dipenuhi aktivitas masyarakat.

Salah satu rudal menghantam sebuah bus listrik yang penuh penumpang.

Akibat serangan itu, dua anak-anak turut menjadi korban jiwa.

Serangan ini memperburuk penderitaan warga sipil yang terus menjadi sasaran dalam konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.

Serangan terjadi saat banyak warga berjalan menuju gereja untuk mengikuti ibadah Minggu Palma, menjadikan serangan ini semakin mengguncang secara emosional.

Belum ada tanggapan langsung dari Moskow terkait serangan tersebut, namun Rusia sebelumnya kerap membantah menargetkan warga sipil.

Insiden ini memicu kembali seruan internasional untuk gencatan senjata dan perlindungan terhadap warga sipil di zona konflik.

Menlu AS Marco Rubio Sebut Serangan Rudal di Sumy sebagai “Pengingat Tragis”

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyampaikan belasungkawa mendalam atas serangan rudal Rusia di kota Sumy, Ukraina.

Baca juga: Babak Belur Lawan Ukraina, Angkatan Laut Rusia Diberi Rp 16 T Kembangkan Armada Berkekuatan Nuklir

Rubio menyebut serangan itu sebagai "pengingat tragis" atas pentingnya menghentikan perang dan mencari perdamaian yang abadi.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun resmi Rubio di platform media sosial X.

“Amerika Serikat menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban serangan rudal Rusia yang mengerikan hari ini di Sumy," tulis Rubio, dikutip dari Suspilne.

"Ini adalah pengingat tragis mengapa Presiden Trump dan pemerintahannya menghabiskan begitu banyak waktu dan upaya untuk mengakhiri perang ini dan mencapai perdamaian abadi,” lanjutnya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved