Konflik Rusia Vs Ukraina
Setidaknya 100 Perwira Rusia Eksekusi Prajurit Mereka Sendiri di Ukraina
Sebagian besar pelaku yang diduga adalah komandan peleton atau batalyon dan dalam beberapa kasus perwira divisi
Setidaknya 100 Perwira Rusia Eksekusi Prajurit Mereka Sendiri di Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Para perwira militer Rusia dilaporkan telah menyiksa dan mengeksekusi prajurit mereka sendiri di Ukraina sejak tahun pertama invasi skala penuh.
Kabar mencengangkan itu merujuk pada penyelidikan oleh outlet berita Vyorstka.
"Apa yang dimulai sebagai hukuman atas ketidakpatuhan atau kemabukan di medan perang telah berkembang pada akhir tahun 2025 menjadi pembunuhan karena perselisihan pemerasan atau konflik pribadi," kata laporan itu dilansir TMT, Kamis (30/10/20205).
Baca juga: Kisah Tentara Ukraina yang Selamat Usai Merangkak 5 Hari dengan Leher Tergorok Tentara Rusia
Laporan Vyorstka mengatakan pihaknya mengumpulkan ratusan laporan eksekusi semacam itu dan mengidentifikasi 101 perwira Rusia yang dituduh melakukannya.
Sebagian besar pelaku yang diduga adalah komandan peleton atau batalyon dan dalam beberapa kasus perwira divisi, dengan usia rata-rata sedikit di atas 40 tahun.
Pahlawan Negara
Banyak para perwira Rusia terduga penyiksa rekan sendiri ini memegang penghargaan negara, termasuk lima orang yang menerima gelar Pahlawan Rusia.
Jumlah total korban tidak jelas diketahui namun diperkirakan hingga ribuan.
Dalam beberapa kasus, para tentara Rusia berpangkat rendah tersebut dikirim dalam "meat assaults" — serangan massal di mana gelombang pasukan dikirim ke depan hingga para penyintas berhasil merebut posisi — sebagai bentuk hukuman.
Sebelum penyerangan ini, beberapa perwira diduga menyita kartu bank tentara dan meminta kode PIN mereka “untuk kerabat.”
 
"Prajurit yang dieksekusi sering kali tercatat sebagai orang hilang dalam tugas atau desertir, sementara jenazah mereka dikubur di hutan atau ditinggalkan di medan perang dan ditembaki untuk mensimulasikan kematian dalam pertempuran," menurut prajurit yang berbicara kepada Vyorstka.
Kantor Kepala Kejaksaan Militer Rusia telah menerima lebih dari 12.000 pengaduan terkait pelanggaran tersebut sejak dimulainya perang skala penuh, dengan jumlah laporan yang terus bertambah sejak paruh kedua tahun 2023.
Namun, sebagian besar tidak terjawab karena apa yang digambarkan oleh sumber Vyorstka sebagai larangan tidak resmi untuk menyelidiki komandan lapangan.
Hanya 10 kasus pidana yang telah dibuka, dan lima perwira telah dihukum karena membunuh bawahan.
Baca juga: Siaga Tinggi, NATO Kerahkan Jet-Jet Tempur Saat Rusia Bombardir Ukraina Pakai Rudal dan Drone
Para penyintas dan saksi mata mengatakan kepada Vyorstka kalau mereka tidak begitu percaya pada sistem peradilan Rusia tetapi memikirkan balas dendam pribadi.
Konflik Rusia Vs Ukraina
| Dua Jet Tempur NATO Cegat Pesawat Mata-mata Rusia: Transponder Dimatikan, Laut Baltik Makin Panas | 
|---|
| Intelijen AS: Putin Makin Ngotot Kuasai Wilayah Ukraina Meski Rusia Sudah Rugi Besar dalam Perang | 
|---|
| Rusia Tuduh Prancis akan Kirim 2.000 Tentara ke Ukraina | 
|---|
| Rusia akan Terapkan Wajib Militer Sepanjang Tahun, Iming-imingi Upah Tinggi dan Tunjangan Khusus | 
|---|
| Trump Tanggapi Uji Coba Rudal Nuklir Rusia: Kami Punya Kapal Selam Nuklir Diparkir di Dekat Mereka | 
|---|
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.