Konflik Palestina Vs Israel
Pasukan Israel Diminta Dirikan Bank Sperma, Tentara Tewas di Gaza Bisa Diambil Spermanya
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diimbau atau diminta untuk mendirikan sekaligus mengoperasikan bank sperma.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Pravitri Retno W
Avraham Steinberg, Direktur Unit Etika Medis di Pusat Kesehatan Shaare Zedek Yerusalem, mengatakan pengambilan sperma memiliki implikasi moral.
"Jika seorang tentara sudah menikah, kita berasumsi bahwa dia menginginkan anak dari istrinya," ujar Steinberg.
"Namun, jika dia lajang, tidak ada asumsi mengenai persetujuan tindakan medis dari pasien (informed consent), terutama jika spermanya akan pergi ke ibu pengganti yang tidak pernah dia temui."
"Dari sudut pandang hukum Yahudi (halachic) dan etika, tidak ada informed consent."
"Kenyataan bahwa orang tuanya menginginkan seorang cucu untuk mengenang putranya itu bagus, tetapi bisa problematik."
Dia mengatakan ada pula persoalan halachic dalam hal membesarkan seorang anak karena anak itu hanya akan memiliki satu orang tua.
Baca juga: Hamas Bersedia Bebaskan Semua Sandera Israel Sekaligus Tapi Ogah Letakkan Senjata
Adapun saat ini sudah ada bank sperma swasta di Israel. Namun, biaya yang dibebankan oleh bank itu mencapai ratusan dolar per tahun.
Menurut Savitsky, tentara Israel sebaiknya ditanya apakah akan bersedia diambil spermanya jika meninggal.
Apabila dia setuju dan kemudian meninggal, spermanya bisa segera diambil tanpa harus memberi tahu orang tuanya terlebih dulu.
Meksi demikian, Savitsky mengatakan meski sperma sudah bisa diambil, sperma itu tidak bisa langsung digunakan tanpa putusan pengadilan.
Dia berharap kelak ada bank sperma untuk para tentara. Bank itu akan didanai oleh Kementerian Pertahanan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.