Konflik Palestina Vs Israel
Lewat Telepon, Netanyahu-Macron Berdebat soal Negara Palestina dan Masa Depan Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berdebat melalui panggilan telepon pada hari Selasa (15/4/2025).
Ia menyebut bahwa langkah pengakuan resmi kemungkinan akan diumumkan pada konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan diselenggarakan di New York pada bulan Juni.
Konferensi ini akan diketuai oleh Arab Saudi dan Prancis.
"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini (mengenai Palestina) dengan Arab Saudi pada suatu waktu di bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama oleh beberapa pihak," katanya.
Presiden Prancis ini menegaskan bahwa langkah yang ia ambil bukan untuk kepentingan pribadi, namun demi kebenaran.
"Saya tidak melakukan ini untuk menyenangkan siapa pun. Saya akan melakukannya karena suatu saat nanti itu akan benar," tegasnya.
Rencana ini sebelumnya telah diungkapkan oleh Macron setahun yang lalu, tepatnya pada bulan Februari 2024.
Saat itu, Macron mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk mengakui negara Palestina.
"Mengakui negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," katanya.
"Kita berutang kepada Palestina, yang aspirasinya telah diinjak-injak terlalu lama. Kita berutang kepada Israel, yang mengalami pembantaian anti-Semit terbesar di abad ini. Kita berutang kepada kawasan yang ingin lepas dari para promotor kekacauan dan penabur dendam, jelasnya pada saat itu.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan bahwa dukungan Macron adalah langkah berani dan mencerminkan komitmen terhadap keadilan dan hukum internasional.
Hingga saat ini, sebanyak 147 negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.
Spanyol, Irlandia, dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina dalam pernyataan terpisah pada bulan Mei tahun lalu.
Sejak Oktober 2023, Gaza telah mengalami krisis kemanusiaan besar-besaran.
Israel juga kembali melancarkan serangan di Gaza pada tanggal 18 Maret 2025.
Ini menghancurkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan pada tanggal 19 Januari.
Lebih dari 51.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan Israel yang terus berlangsung.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Emmanuel Macron, Benjamin Netanyahu dan Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.