Ibadah Haji 2025
Pengawasan Haji 2025 Diperketat, Drone dan AI Jadi Andalan Arab Saudi
Untuk pertama kalinya pemerintah Saudi mengerahkan berbagai teknologi canggih termasuk pesawat nirawak yang dapat memburu jemaah haji ilegal di Arab
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM – Demi kelancaraan pelaksanaan ibadah haji 2025, untuk pertama kalinya pemerintah Arab mengerahkan berbagai teknologi canggih termasuk pesawat nirawak (drone).
Penggunaan teknologi canggih ini dimaksudkan untuk memburu jemaah haji ilegal yang kerap dijumpai di bulan-bulan Dzulhijjah atau musim haji.
Dalam cuplikan video yang diunggah Direktorat Jenderal Keamanan Publik, pemerintah Saudi memamerkan kemampuan drone dengan kamera resolusi tinggi yang dirancang untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan secara akurat
Drone ini tampak sedang berpatroli di rute gurun terpencil, area yang sering dijadikan jalur alternatif oleh jemaah haji ilegal untuk menghindari pos pemeriksaan resmi.
Tidak hanya merekam kondisi sekitar secara real-time, tetapi juga mampu mengenali gerakan mencurigakan menggunakan sistem kecerdasan buatan (AI).
Teknologi ini memungkinkan otoritas untuk secara cepat mengidentifikasi individu atau kelompok yang mencoba memasuki wilayah Mekah tanpa izin resmi.
Menariknya, drone memiliki jangkauan luas dan kemampuan terbang tinggi, sehingga dapat menjangkau titik-titik yang sulit diakses kendaraan darat.
Selain itu, drone turut dilengkapi kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengenali objek, seperti manusia atau kendaraan, serta membedakan antara aktivitas normal dan aktivitas yang dianggap mencurigakan.
Semua data yang direkam drone dikirim langsung ke pusat pengendalian atau komando terdekat.
Begitu pelanggaran terdeteksi, aparat keamanan langsung dikerahkan untuk mencegah dan menindak pelaku.
"Video ini menunjukkan bagaimana teknologi membantu melindungi haji," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Gulf News.
"Jemaah haji yang tak punya izin memicu tantangan keselamatan dan logistik. Kami bertekad mencegah pelanggaran semacam itu,” imbuhnya.
Baca juga: Ini Skema Pergerakan Jemaah Haji ke Arafah, Muzdalifah, Mina
Adapun, diketahui di tahun ini Saudi memperketat jalur masuk Makkah bagi mereka yang akan berhaji.
Hanya mereka yang terdaftar atau punya visa haji yang diperkenankan masuk.
Selain itu, jemaah haji harus memiliki kartu nusuk, kartu identitas digital yang juga dipakai untuk mengakses berbagai layanan haji termasuk untuk masuk ke dalam Masjidi Haram.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Arab Saudi untuk memastikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
Bagian dari kampanye yang lebih luas "Dilarang Haji Tanpa Izin" (No Permit, No Hajj) yang memastikan orang-orang berwenang melakukan ibadah haji dengan nyaman.
Saudi Usir Ratusan Ribu Haji Ilegal
Dengan adanya pengetatan tersebut, pemerintah Saudi mencatat, setidaknya selama haji 1446 H/2025 M, tim keamanan berhasil mengusir lebih dari 205.000 orang tanpa izin haji di Makkah.
Sementara sekitar 23.000 warga negara Saudi turut dikenai sanksi karena melanggar peraturan haji.
Lebih lanjut, petugas keamanan juga menangkap 1.239 orang yang berupaya mengangkut jemaah haji ilegal dan menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 75.000 pelanggar peraturan haji.
"Petugas Keamanan Publik telah menangkap 1.239 orang yang berupaya mengangkut jamaah haji ilegal, dan menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 75.000 pelanggar peraturan haji. Tim keamanan juga menggerebek lebih dari 415 kantor haji palsu,"kata jubir Kementerian Dalam Negeri saat konferensi pers di Makkah.
Terbaru, Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B Ambary mengatakan, tiga WNI ditemukan dalam kondisi dehidrasi saat mencoba haji lewat gurun pasir.
Satu orang meninggal dunia, sementara dua lainnya berhasil diselamatkan.
Penemuan WNI oleh aparat keamanan Arab Saudi ini terjadi pada tanggal 27 Mei 2025 lalu, tepatnya di wilayah Gurun Jumum, Makkah.
Sebelumnya, Yusron mengatakan almarhum SM bersama 10 WNI lain sempat terkena razia aparat keamanan Arab Saudi karena mencoba berhaji dengan visa nonhaji.
Mereka pun sempat diusir ke Kota Jeddah, namun almarhum SM yang tiba di Arab Saudi menggunakan visa ziarah multiple memutuskan kembali.
Mereka mencoba memasuki wilayah Makkah bersama J dan S dengan taksi gelap melalui area gurun pasir.
"3 Warga Negara Indonesia (WNI) ditemukan oleh Aparat Keamanan Arab Saudi di area gurun wilayah Jumum, Makkah, dalam kondisi dehidrasi pada tanggal 27 Mei 2025. 1 WNI a.n. SM ditemukan telah meninggal dunia, sementara 2 WNI lainnya, a.n. J dan S, berhasil diselamatkan," kata Yusron dalam keterangannya,
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.