Konflik Palestina Vs Israel
Pusat Bantuan Gaza yang Didukung AS-Israel Ditutup usai 27 Warga Tewas Ditembak
usat-pusat distribusi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), resmi ditutup sementara pada Rabu (4/6/2025).
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
Operasinya sejak awal telah dibayangi kritik keras, mulai dari ketidaktransparanan sumber dana hingga dugaan kedekatan dengan agenda militer Israel.
Sejumlah organisasi internasional termasuk PBB dan lembaga kemanusiaan besar menolak bekerja sama dengan GHF karena meragukan netralitas serta independensinya.
UNRWA, badan PBB yang selama puluhan tahun menjadi penyalur bantuan utama di Gaza, bahkan ikut menolak kerja sama dengan GHF.
Sebelumnya, Israel menuduh UNRWA menyembunyikan militan Hamas, dan mengklaim bahwa beberapa stafnya ikut dalam serangan pada 7 Oktober 2023.
GHF menggunakan jasa keamanan kontrak asal AS dan baru-baru ini menunjuk Pendeta Dr. Johnnie Moore.
Moore adalah tokoh evangelis dan mantan penasihat Presiden Donald Trump, sebagai ketua eksekutif baru.
Penunjukan ini memicu kekhawatiran tambahan, mengingat Moore dikenal mendukung gagasan Trump untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduk Palestina guna membuka peluang “pengembangan properti.”
Menanggapi kemarahan global atas kematian warga sipil di Gaza, Moore justru menuduh Sekjen PBB menyebarkan “kebohongan”.
Pernyataan Moore di media sosial itu menuai kecaman lebih lanjut dari komunitas internasional.
Sebelum memulai operasi di Gaza, pendiri sekaligus direktur eksekutif pertama GHF, mantan Marinir AS Jake Wood, mundur dari posisinya dengan alasan mempertanyakan “ketidakberpihakan” organisasi tersebut.
Sebagai informasi, GHF dikritik karena memusatkan distribusi bantuan di wilayah Gaza selatan.
Di mana ini merupakan lokasi yang relatif lebih aman, yang pada praktiknya memaksa ribuan warga dari Gaza utara menempuh perjalanan berbahaya ke selatan untuk mengakses bantuan.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi militer Israel untuk mengosongkan Gaza utara, atau dengan kata lain memfasilitasi 'pengusiran diam-diam' penduduk.
Sementara itu, Israel telah melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 54.500 warga Palestina.
Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.